EmitenNews.com - Pergerakan indeks regional Asia pada perdagangan awal pekan ini cenderung mixed dengan sentimen utama dari keputusan suku bunga acuan yang akan diumumkan The Fed Kamis pekan ini.


"Selain suku bunga, pengumuman tersebut diharapkan dapat memberikan berita terbaru mengenai sikap bank sentral tersebut terhadap kebijakan moneter kedepan," kata analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.

Sejumlah negara Asia mengumumkan kegiatan manufakturnya di bulan Oktober, dimana secara garis besar mengalami peningkatan. Hanya saja beberapa negara mengumumkan perlambatan kegiatan manufaktur seperti China.

Di bulan tersebut manufaktur China mencatatkan perlambatan akibat turunnya tingkat produksi dan kenaikan harga input dan output barang. Hal ini dinilai sebagai pertanda ekonomi China akan menghadapi pertumbuhan ekonomi yang stagnan.

Bursa Malaysia menjadi salah satu indeks terlemah di Asia setelah Perdana Menteri Tengku Zafrun Aziz mengumumkan APBN tahun 2022 dimana pos belanja mengalami peningkatan terbesar senilai USD80 juta. Kenaikan belanja tersebut diimbangi dengan proyeksi penerimaan negara salah satunya dengan menaikan pajak laba korporasi sebesar 33% dari yang sebelumnya sebesar 24%.

Nikkei 225 menjadi indeks dengan penguatan tertinggi di Asia menyusul hasil pemilihan di parlemen yang memenangkan Fumio Kishida. Ketua Liberal Democratic Party (LDP) tersebut diharapkan akan meningkatkan anggaran belanja negara untuk menyokong ekonomi Jepang ditengah efek pandemi covid 19.

Sementara dari dalam negeri, Markit Manufacturing PMI bulan Oktober menunjukan kegiatan manufaktur yang ekspansif sebesar 57.2 dari pencapaian bulan lalu sebesar 52.2. Hal itu didorong oleh kenaikan permintaan baru dan output barang serta kebutuhan tenaga kerja yang baru mencatatkan pertumbuhan yang positif untuk pertama kalinya sejak 4 bulan terakhir.

Sedangkan tingkat inflasi Indonesia pada bulan Oktober tercatat meningkat 1.66% YoY yang diakibatkan kenaikan harga pada sektor transportasi sebesar 1.21% (vs 0.74%).

Sementara sektor makanan, minuman & tembakau mencatatkan kenaikan inflasi yang cenderun turun sebesar 3.01% (vs 3.20%). Secara bulanan inflasi naik 0.12% dari kondisi sebelumnya yang deflasi sebesar -0.04%.

Statistik
IHSG: 6,552.89 | -38.46 poin |(-0.58%)
Volume (Shares) : 20.5 Billion
Total Value (IDR) : 10.6 Trillion
Market Cap (IDR) : 8,073.9 Trillion
Foreign Net BUY (RG): IDR 208.1 Billion
Saham naik : 268
Saham turun : 255

Sektor Penekan Indeks:
Teknologi : -164.62 poin
Keuangan : -15.09 poin
Infrastruktur : -6.94 poin

Top Gainers:
ITMG : 22,250| +650| +3.01%
TECH : 7,375| +450| +6.50%
ISAT : 7,325| +400| +5.78%
MREI : 4,470| +320| +7.71%
PRDA : 6,400| +275| +4.49%

Top Losers:
ARTO : 15,000| -500| -3.23%
MEGA : 8,225| -475| -5.46%
BYAN : 25,650| -350| -1.35%
TKIM : 8,100| -250| -2.99%
CTBN : 2,920| -210| -6.71%.(fj)