EmitenNews.com -Pada tanggal 6 Desember 2023, jamu resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh UNESCO dalam sidang ke-18 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kasane, Botswana.

PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) sebagai pelaku usaha yang telah puluhan tahun konsisten melestarikan jamu dan menjadikan jamu sebagai minuman kesehatan yang bermanfaat turut bangga atas penetapan Jamu sebagai Warisan Budaya TakBenda oleh UNESCO ini.

Pada 2022, 170 dari 194 negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melaporkan penggunaan penggunaan obat tradisional, yang terdiri atas obat herbal maupun pengobatan tradisional lainnya. 

Jamu yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia sejak berabad-abad silam merupakan ramuan obat tradisional yang dibuat dari bahan-bahan alami, seperti akar-akaran, daun-daunan, buah-buahan, dan rempah-rempah dengan beragam khasiat, mulai dari untuk pencegahan, pengobatan, pemulihan, hingga pemeliharaan kesehatan dan kecantikan . 

Dengan adanya pengakuan UNESCO, diharapkan jamu akan semakin dikenal dan diminati oleh masyarakat dunia. Hal ini akan memberikan manfaat ekonomi yang besar bagi Indonesia.

PT Mustika Ratu Tbk sebagai perusahaan produsen jamu menyadari pentingnya upaya pelestarian jamu. Bahkan sejak pertama kali didirikan di tahun 1975, Mustika Ratu yang dirintis oleh BRA Mooryati Soedibyo memulainya dengan berjualan jamu di skala rumahan dan UMKM. 

Hingga kini, PT Mustika Ratu telah berkembang pesat. Menembus pasar ekspor sudah dilakukan sejak puluhan tahun yang lalu. Hampir di seluruh benua di dunia, dapat ditemui produk Mustika Ratu. Keberhasilan menembus pasar global tersebut menjadi bentuk peran aktif Mustika Ratu dalam upaya melestarikan jamu sebagai salah satu kearifan lokal Indonesia yang masih lestari hingga kini. 

Sebagai produsen jamu modern terkemuka, PT Mustika Ratu Tbk bahkan fokus memaksimalkan potensi obat herbal tradisional selama pandemi. Dilansir dari berbagai sumber, produk-produk seperti vitamin, suplemen herbal dan madu merupakan sejumlah barang yang mengalami peningkatan permintaan saat wabah corona melanda. Hal ini ditegaskan pula oleh Bingar Egidius Situmorang selaku Presiden Direktur Mustika Ratu.

“Peluang biofarmaka sangatlah besar di Indonesia. Dengan dukungan para pemangku kepentingan, Indonesia tentu bisa memaksimalkan diri sebagai eksportir suplemen kesehatan herbal. Menurut analisis Euromonitor pada tahun 2020, forecast penjualan jamu dan obat herbal nasional di Indonesia mencapai Rp23 triliun per tahun 2025. Di mana hingga tahun 2020 kemarin, sudah mencapai Rp13,8 triliun,” ungkap Bingar. 

Mustika Ratu terus mengembangkan diversifikasi produknya namun tanpa meninggalkan fokus di beauty, natural health care dan wellness. 

Mustika Ratu, salah satu perusahaan jamu terkemuka di Indonesia, terus berinovasi dalam mengembangkan produk jamu modern. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan daya saing jamu Indonesia di pasar global. Salah satu inovasi yang dilakukan Mustika Ratu adalah dengan menghadirkan produk jamu Ready to Drink (RTD). Jamu RTD merupakan jamu yang dikemas secara modern dan praktis untuk dikonsumsi.

Kusuma Ida Anjani, Direktur PT Mustika Ratu Tbk menjelaskan,” Mustika Ratu mengembangkan dan melakukan inovasi berkelanjutan atas jamu. Ini dilakukan dengan misi mulia agar jamu semakin dikenal akan khasiatnya. Kami selalu mengeksplorasi cara-cara baru dan inovatif untuk mengangkat jamu Indonesia makin diakui dunia.” 

Keberhasilan produk jamu Mustika Ratu hingga diterima oleh konsumen global membuktikan bahwa produk lokal bisa menembus pasar mancanagara. Jamu yang selama ini identik dengan tradisional, telah dikembangkan dan dikemas sedemikian rupa oleh Mustika Ratu dengan teknologi terkini hingga memenuhi standar produk kelas dunia.

Dengan upaya-upaya yang berkelanjutan yang dilakukan oleh Mustika Ratu dan dengan dukungan Pemerintah Indonesia, jamu diharapkan akan terus berkembang dan menjadi warisan budaya Indonesia yang adaptif terutama untuk generasi mendatang.