Wamenkeu: Pertumbuhan Kelas Menengah jadi Peluang Kenaikan Penerimaan Negara
EmitenNews.com - Pertumbuhan kelas menengah menjadi peluang kenaikan penerimaan negara di masa depan. Survei pada 2018 menunjukkan pertumbuhan kelas menengah mencapai 22,5 persen. Kondisi itu jadi salah satu pijakan pemerintah dalam reformasi perpajakan. Diharapkan penerimaan negara meningkat signifikan seiring dengan tren demografi dan perubahan sosial-ekonomi penduduk.
"Pertumbuhan kelas menengah menjadi sumber peningkatan penerimaan pajak terutama dari pajak konsumsi (PPN) dan PPh orang pribadi," kata Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara dalam forum International Tax Conference, Jakarta, Selasa (12/10/2021).
Suahasil mengatakan, kondisi tersebut menjadi salah satu pijakan pemerintah dalam melakukan reformasi perpajakan. Dengan begitu penerimaan negara akan meningkat signifikan seiring dengan tren demografi dan perubahan sosial-ekonomi penduduk. "Dengan melakukan reformasi perpajakan yang tepat, penerimaan negara akan meningkat signifikan."
Reformasi perpajakan akan memperkuat fungsi APBN untuk mewujudkan kesejahteraan. Dalam 10 tahun terakhir, pendapatan negara cenderung turun hingga 10 persen dari PDB. Akibatnya, kapasitas fiskal terbatas untuk pengeluaran negara.
Dalam kondisi krisis, APBN menjadi satu-satunya tulang punggung untuk menjalankan fungsi distribusi dan stabilisasi dengan memprioritaskan untuk bisa bertahan dan pemulihan ekonomi. Dari sisi fungsi alokasi dilakukan rasionalisasi dengan spending better.
Reformasi fiskal dan reformasi struktural dilakukan untuk meningkatkan produktivitas perekonomian. Termasuk juga untuk menjaga keberlanjutan fiskal jangka panjang. ***
Related News
Belum Berhenti, Harga Emas Antam Naik Lagi Rp12.000 per Gram
Mobil Baru Mahal,Gaikindo Ungkap Yang Bekas Penjualannya Meningkat
Distribusi Reksa Dana MONI II Kelas Income 2, Bank DBS Kolaborasi MAMI
IFG Gelar Research Dissemination 2024, Hadirkan Dosen Sejumlah PT
Sampai 19 November Rupiah Melemah 0,84 Persen dari Bulan Sebelumnya
BI Kerahkan Empat Instrumen untuk Jaga Stabilitas Rupiah