Emiten BUMN karya ini juga mencatatkan arus kas digunakan untuk aktivitas operasi senilai Rp106,58 miliar.


Pasalnya, penerimaan dari pelanggan hanya mencapai Rp18,436 triliun. Tapi pengeluaran kas kepada pemasok mencapai Rp16,001 triliun.


Ditambah pembayaran beban keuangan sebesar Rp2,003 triliun, pengeluaran kas karyawan dan direksi sebesar Rp724,54 miliar dan pembayaran pajak sebesar Rp181,6 miliar.


Karena dua hal itu, mendorong Akuntan Publik pemeriksa laporan keuangan tahun 2022 meragukan kelangsungan usaha WSKT.


“Kondisi tersebut mengindikasikan adanya ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan WSKT untuk mempertahankan kelangsungan usahanya,” tulis Henri Arifian, Akuntan Publik dari KAP Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo dan Rekan dalam laporan auditnya, yang menjadi bagian dari laporan keuangan yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (7/4/2023) silam.