EmitenNews.com - Pernyataan yang dilontarkan presiden Prabowo Subianto yang menyebut orang kecil main saham pasti kalah, merupakan peringatan bagi Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk berbenah.

Pada Rabu, (4/12) Prabowo mengungkapkan yang memegang kendali terhadap harga saham hanyalah investor kakap.

Menanggapi hal tersebut, analis Strategi Institute Fauzan Luthsa mengatakan pernyataan tersebut merupakan pesan yang jika dianalisa lebih dalam ada lima hal yang patut dicermati.

Pertama, memperkuat narasi populisme bidang ekonomi dan mempertegas pasar modal saat ini hanya dikuasai para pemain besar.

“Contohnya seperti IPO lighthouse company, BEI lebih memprioritaskan emiten berdana jumbo daripada mendorong perusahaan kecil dan menengah mendapatkan pendanaan melalui bursa saham. Padahal dua jenis perusahaan ini memiliki dampak ekonomi yang lebih terasa jika IPO. Prabowo menunjukkan keberpihakannya tidak kepada perusahaan berdana jumbo,“ ujarnya, Kamis (5/12).

Kedua, kritik atas ketimpangan pasar saham. “Sepertinya Prabowo ingin menunjukkan ada ketimpangan di pasar modal, dimana emiten besar amat dominan dan membuat emiten kecil dan menengah menjadi tidak kompetitif. Oligarki jangan sampai menguasai pasar modal. Presiden terlihat menginginkan ada keseimbangan antara hal tersebut.“

Ketiga, respon atas dominasi perusahaan besar dalam IPO. “Sedikitnya jumlah perusahaan menengah yang IPO berarti terbatasnya akses mereka untuk scale up bisnis. Dan ini tentunya tidak sejalan dengan Pranowonomics yang bercorak kerakyatan.“

Keempat, mendorong diskursus reformasi pasar modal. “Prabowo paham pernyataannya akan menjadi perhatian luas dan berimplikasi. Ia menginginkan pasar modal juga dapat dinikmati masyarakat bermodal kecil dan aman dari predator besar. Regulasi menjadi kunci,“ jelasnya.

Dan terakhir, kelima, mendorong lembut Self-Regulatory Organization (SRO) pasar modal agar lebih inklusif dan menciptakan perdagangan saham yang lebih sehat dan kompetitif. “Dan ini salah satunya bisa dengan memberikan perhatian yang adil bagi calon emiten kelas menengah untuk melantai.“

“Narasi besar dari pidato presiden, menurut saya, adalah agar pasar modal dapat selaras dengan kebijakan pemerintah yang fokus saat ini adalah peningkatan pendapatan negara, mendorong daya beli dan menciptakan lapangan kerja. Perusahaan menengah mampu melakukan ketiganya jika diberi perhatian sama seperti perusahaan besar di IPO. Hanya bedanya, IPO lighthouse company hanya menguntungkan pemilik perusahaan dan pemain besar lain,” tegasnya. *