EmitenNews.com - Bank Jago (ARTO) hingga semester pertama 2024 mencatat laba bersih Rp50 miliar. Melesat 23 persen dari periode sama tahun lalu sebesar Rp41 miliar.

Sukses itu berkat model bisnis mengedepankan inovasi, dan kolaborasi dengan ekosistem digital. Itu menjadi kunci keberhasilan pertumbuhan bisnis Bank Jago secara berkelanjutan.

Sampai Juli 2024, nasabah funding melalui aplikasi Jago telah mencapai lebih dari 10 juta. Kalau dikalkulasi termasuk nasabah lending, total nasabah Bank Jago mencapai 12,5 juta. 

Kinerja PT Bank Jago Tbk (ARTO) pada semester I-2024 menarik perhatian analis. Sebagai pionir bank digital, ARTO dinilai mampu mengintegrasikan diri dengan ekosistem GOTO, terutama GOTO Finansial (GTF). 

Kolaborasi yang intens ini berdampak signifikan pada pertumbuhan kredit dan pengumpulan dana murah.

Analis memperkirakan, tingkat pertumbuhan laba Bank Jago pada paruh kedua tahun 2024 akan lebih kuat dibandingkan paruh pertama. Hal ini didorong oleh ekspektasi kenaikan margin bunga bersih (NIM) dan penurunan biaya kredit (CoC) berkat kolaborasi dalam ekosistem tersebut. 

Penopang lainnya adalah kualitas aset yang terjaga dan pertumbuhan kredit yang seimbang dengan kenaikan nilai simpanan.

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Naura Reyhan Muchlis dan Victor Stefano, menyatakan bahwa ARTO berhasil menjaga biaya kredit (CoC) stabil sekitar 1,7% pada kuartal II-2024, dibandingkan kuartal I-2024 sekitar 1,5%. Bahkan, CoC berhasil ditekan dari 5% pada semester I-2023 menjadi 1,6% pada semester I-2024.

Selain itu, Bank Jago mencatatkan pertumbuhan kredit pesat sebesar 40%, mencapai Rp 15,7 triliun pada semester I-2024. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan perkiraan semula yang hanya mencapai 30%. 

Menurut Naura dan Victor, pertumbuhan ini kuat meskipun manajemen sedang meningkatkan kualitas kredit yang biasanya berimbas pada perlambatan tingkat pertumbuhan kredit. Pesatnya pertumbuhan kredit ini didukung oleh ekosistem PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Data kinerja perseroan menunjukkan bahwa Bank Jago telah menggelontorkan pinjaman ke GoTo Financial senilai Rp 3,1 triliun hingga Desember 2023, dibandingkan tahun 2017 yang hanya mencapai Rp 1,7 triliun. Perseroan juga bersedia meningkatkan layanan buy now pay later (BNPL) menjadi 60%, dari posisi saat ini sekitar 40%.

Faktor-faktor ini mendorong BRI Danareksa Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli saham ARTO dengan target harga Rp 3.800. Target harga ini juga mempertimbangkan proyeksi kenaikan laba bersih ARTO menjadi Rp 125 miliar tahun ini, dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 72 miliar.

Sebagai catatan, Bank Jago membukukan kenaikan laba bersih sebanyak 23% dari Rp 41 miliar menjadi Rp 50 miliar pada semester I-2024. Pertumbuhan ini sejalan dengan kenaikan pendapatan non-bunga dan laba operasional perseroan. Kenaikan juga didukung penurunan biaya pendanaan (Cost of Fund/CoF) dari 3,3% menjadi 3%.

Keberhasilan Bank Jago menekan rasio NPL dari 0,6% pada kuartal I-2024 menjadi 0,4% pada kuartal II-2024 turut mendukung kenaikan laba bersih tersebut. NIM juga tetap terkendali mencapai 7,3% pada semester I tahun ini, dan ROE naik dari 1% menjadi 1,2%.

Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI), Reza Priyambada, mengatakan bahwa penguatan saham-saham bank digital dalam sebulan terakhir ditopang oleh membaiknya kinerja keuangan dan operasionalnya.

“Secara umum, bank-bank digital sudah mulai diterima oleh masyarakat dan memberikan pelayanan yang setara dengan bank-bank konvensional, sehingga berimbas positif pada kinerja operasional dan keuangannya,” ujarnya.

Terkait prospek saham ke depan, Reza menambahkan bahwa pelaku pasar akan memanfaatkan sentimen dan dinamika yang ada, dengan faktor fundamental menjadi perhatian utama dalam memilih saham-saham bank digital untuk diinvestasikan maupun ditransaksikan.