EmitenNews.com - Manajemen PT Angkasa Pura I tengah kelimpungan. Perseroan tengah mengalami tekanan kinerja operasional dan finansial akibat pandemi Covid-19, yang dilaporkan masih berlangsung hingga kini. Kondisi tersebut menjadi salah satu penyebab membengkaknya utang hingga Rp35 triliun dan diprediksi bertambah jika tidak segera ditangani.

 

Dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (7/12/2021), Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Faik Fahmi mengatakan, manajemen tengah berupaya keras untuk menangani situasi sulit tersebut. Sejumlah penyebab yang membuat beban perseroan terus membengkak. 

 

Pandemi Covid-19 yang mulai terjadi di Indonesia sejak diumumkan Presiden Joko Widodo, Senin (2/3/2020), berdampak terhadap penurunan drastis trafik penumpang pada 15 bandara di bawah penanganan Angkasa Pura I.



"Sektor aviasi dan pariwisata merupakan sektor yang sangat terdampak atas pandemi Covid-19. Sejauh ini pandemi ini belum dapat diprediksi kapan akan berakhir," kata Faik Fahmi.

 

Pada 2019, trafik penumpang di bandara Angkasa Pura I mencapai 81,5 juta orang. Namun ketika pandemi Covid-19 melanda pada Maret 2020, trafik penumpang turun menjadi 32,7 juta penumpang. Pada 2021 ini diprediksi hanya mencapai 25 juta penumpang.

 

Pandemi Covid-19 melanda saat Angkasa Pura I tengah dan telah melakukan pengembangan berbagai bandaranya yang berada dalam kondisi lack of capacity. Di antaranya, Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo (YIA) yang menghabiskan biaya pembangunan hampir Rp12 triliun.

 

Terminal Baru Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang menghabiskan biaya pembangunan sebesar Rp2,3 triliun. Kemudian, Terminal Baru Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang sebesar Rp2,03 triliun.

 

Lainnya, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sebesar Rp2,6 triliun. Selanjutnya, beberapa pengembangan bandara lainnya seperti Bandara Sam Ratulangi Manado, Bandara Lombok Praya, Terminal 1 Bandara Juanda Surabaya, Bandara Pattimura Ambon, Bandara El Tari Kupang.

 

Proyek tersebut dibiayai melalui skema penggunaan dana internal dan berbagai sumber lain, seperti kredit sindikasi perbankan serta obligasi. Hal ini juga dimaksudkan untuk menjaga konektivitas udara tanah air tetap terbuka, serta mempercantik gerbang udara daerah lebih menarik.