EmitenNews.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengosongkan air pada 240 bendungan di seluruh Indonesia. Bukan apa-apa. Kementerian yang dipimpin Menteri Basuki Hadimuljono ini merespons peringatan dini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tentang fenomena La Nina.


Menteri PUPR Basuki Hadimuljono kepada wartawan saat meninjau Bendungan Karalloe, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Senin (22/11/2021), menguraikan, Indonesia sejak lama memiliki 231 bendungan, plus sembilan yang baru. Itulah yang akan dikosongkan hingga pada titik terendah. Itu dilakukan agar saat hujan dengan intensitas tinggi, bendungan bisa menampung air dengan maksimal.


“Kami akan mengecek kondisi seluruh bendungan. Ini penting agar bisa mengendalikan banjir. Tanggul-tanggul juga akan kita cek apakah ada yang retak atau tidak," tegasnya.


Bendungan Karalloe yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Selasa (23/11/2021), juga akan dikosongkan. Pengosongan itu pun diklaim mampu mengurangi dampak banjir di Kabupaten Jeneponto hingga 49 persen.


"Kita kosongkan termasuk besok dalam rangka peresmian Bapak Presiden sampai ke muka air rendah totalnya 29 juta meter kubik sudah bisa mengurangi banjir 49 persen banjir di Jeneponto," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.


Menurut Menteri Basuki, pengosongan debit air pada 240 bendungan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi dampak badai La Nina yang diprediksi terjadi pada akhir 2021 hingga awal 2022. "Supaya pada saat hujan maksimum masih bisa tertampung dan mengendalikan banjir."


Senin (8/11/2021), Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari mengatakan, bencana hidrometeorologi basah terjadi di sejumlah wilayah dalam beberapa pekan terakhir. Bencana ini dipengaruhi curah hujan tinggi sebagai dampak dari La Nina. Khusus periode 1 - 7 November 2021, sebanyak 32 kejadian banjir di Indonesia, yang mengakibatkan sembilan orang meninggal dunia dan dua hilang.


"Sedangkan rumah warga rusak dengan kategori sedang hingga berat mencapai 295 unit," katanya.


Kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi di seluruh Indonesia, Abdul meminta agar meningkatkan kewaspadaan. Ini mengacu pada prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), fenomena La Nina masih terjadi. "BNPB meminta BPBD provinsi untuk meningkatkan koordinasi dengan dinas terkait dan aparatur kabupaten dan kota setempat." ***