Bakal IPO di Kanada, Smelter Anak Usaha Trinitan Metals and Mineral (PURE) Tervalidasi
EmitenNews.com - PT Trinitan Metals and Mineral Tbk (PURE) menyatakan teknologi pengolahan dan pemurnian nikel (semelter) dan kobal bertajuk STAL (Step Temperature Acid Leach) telah teruji dan tervalidasi oleh Pusat Sumber Daya Mineral Batu Bara dan Panas Bumi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral pada tanggal 6 April 2021.
Manajemen PURE dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (8/4/2021) menyatakan, bahwa hasil uji itu menyebutkan adanya peningkatan pemulihan nikel sebesar 87 persen hingga 94 persen dan kobalt sebesar 90 persen hingga 95 persen.
“Ini tergantung pada variabel prosesnya. Sehingga teknologi STAL dapat dikatakan sudah teruji dan tervalidasi,” tulis manajemen PURE.
Lebih lanjut, perseroan juga mengakui bahwa teknologi STAL ini telah melewati kajian keekonomian dan pengoperasian dalam skala industri.
Salah satu industri yang bisa menggunakannya adalah industri baterai listrik dengan memanfaatkan nikel dan kobalt berkadar rendah.
Sebelumnya, Direktur Utama PURE, Petrus Tjandra dalam paparan publik permintaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (18/9/2020) menyatakan, akan menggiring PT Hidrotech Metal Indonesia, anak usaha perseroan, untuk menggalang dana hingga miliaran dollar Amerika Serikat melalui penawaran perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di bursa Kanada.
“Kelasnya nanti akan menjadi berukuran billion dollar AS, setelah mendapat pendanaan dari dalam negeri dan IPO di Kanada,” kata dia.
Lebih lanjut ia menjelaskan, rencana IPO anak usaha tersebut masih menunggu sertifikasi teknologi STAL (Step Temperature Acid Technology), yakni teknologi dalam pengolahan nikel dan kobalt berbasis hidrometalurgi.
“Seritifikasi STAL tinggal menunggu saja, diharapkan akhir tahun ini sudah keluar, dan begitu keluar, IPO Hydrotech Metal Indonesia mulai kami urus pada awal tahun 2021,” jelas dia.
Ia menambahkan, bursa Kanada dipilih karena dipandang dapat memperluas jangkauan investor yang paham akan industri tambang.
“Di dunia, untuk tambang itu, Kanada dan Australia sangat paham (akan industri tambang). Tapi karena Australia terdampak (covid-19), maka kita pilih Kanada,” kata dia.
Related News
Komisaris IPCM Beli Saham Harga Rp272 per Lembar, Ini Tujuannya
Bos CAKK Tambah Saham Lagi, Kali Ini Rp149 Per Lembar
Bos Sido Muncul (SIDO) Sabet Penghargaan Ini
Mitra Tirta Buwana (SOUL) Dapat Restu Ganti Pengurus
OJK dan Satgas PASTI Luncurkan Penanganan Penipuan Transaksi Keuangan
Transcoal (TCPI) Siapkan Capex Rp700M di 2025, Ini Peruntukannya