DeepSeek vs ChatGPT: Revolusi AI yang Mengguncang Pasar Saham Global
ilustrasi kecerdasan buatan. DOK/ISTIMEWA
EmitenNews.com -Bagi sebagian orang fenomena tentang hadirnya AI (Artificial Intelligence) telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari generative AI seperti tools chatGPT dan MidJourney hingga kendaraan otonom seperti Tesla yang memiliki fitur untuk mengenali lingkungan dan mengambil keputusan saat berkendara. Pertanyaannya, apakah AI dapat memengaruhi harga saham? Bagaimana sebenarnya hubungan antara AI dan pasar saham? Simak ulasan berikut.
Apa itu AI?
AI (Artificial Intelligence) adalah cabang ilmu komputer yang bertujuan menciptakan sistem atau mesin yang dapat melakukan tugas-tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. Tugas-tugas dapat meliputi beberapa hal yaitu, pemecahan masalah, pembelajaran, pengambilan keputusan serta pengenalan pola. AI bekerja dengan menggunakan algoritma dan data untuk meniru cara manusia berpikir, belajar, dan bertindak.
AI dapat menggantikan tugas-tugas repetitif dan memakan waktu, seperti input data, analisis sederhana, atau layanan pelanggan dasar. Hal ini memungkinkan manusia fokus pada pekerjaan yang lebih kreatif dan strategis, contohnya chatbot untuk layanan pelanggan 24/7. AI mampu menganalisis data dalam jumlah besar dan menemukan pola yang tidak terlihat oleh manusia yang berguna untuk melakukan prediksi, pengambilan keputusan, dan inovasi serta AI mampu membantu mengoptimalkan penggunaan sumber daya, seperti energi, transportasi, atau logistik sebagai contoh prediksi cuaca, analisis pasar saham, identifikasi tren kesehatan masyarakat, merekomendasikan rute optimal untuk pengiriman barang, atau manajemen jaringan listrik cerdas.
Tidak hanya itu, AI juga dimanfaatkan di berbagai bidang seperti kesehatan, keamanan, dan bahkan menciptakan lapangan kerja baru di sektor teknologi, seperti pengembang AI, data scientist, atau spesialis etika AI. AI menjadi solusi bagi banyak masalah di masyarakat karena kemampuannya untuk belajar, beradaptasi, dan menyediakan solusi yang skalabel. Namun, penting untuk mengembangkan dan menggunakan AI secara bertanggung jawab agar manfaatnya dapat dirasakan secara merata dan berkelanjutan.
DeepSeek
China kembali membuat gebrakan dengan meluncurkan aplikasi kecerdasan buatan (AI) bernama DeepSeek. Kehadiran DeepSeek telah mengguncang indeks utama Wall Street dan menyebabkan Nasdaq anjlok hingga 3,1%. Aplikasi ini bahkan menduduki puncak daftar aplikasi gratis di App Store Apple, memicu kekhawatiran akan dominasi teknologi China di sektor AI.
Pasar saham Amerika Serikat mengalami gejolak pada Senin (27/1) akibat peluncuran DeepSeek. Saham-saham teknologi di Nasdaq mengalami penurunan signifikan. Saham raksasa teknologi AS, NVIDIA Corporation, turun 17%, mengikis nilai kapitalisasi perusahaan sebesar USD 589 miliar atau sekitar Rp 9.494 triliun (kurs Rp 16.120). Penurunan ini menjadi rekor terendah NVIDIA sejak Maret 2020, saat pandemi COVID-19 melanda.
Menurut Bloomberg, saham Nvidia Corp, yang menjadi pemimpin dalam tren AI, anjlok 10% pada perdagangan pra-pasar, mencerminkan kekhawatiran pasar atas potensi gangguan terhadap model bisnisnya. Nasdaq 100 berjangka turun 3,4%, dan S&P 500 berjangka turun 2%, menunjukkan gejolak pasar yang meluas. Sektor teknologi Eropa juga terdampak, dengan saham ASML Holding NV turun 11%. Sub-indeks teknologi Stoxx 600 bersiap menghadapi kerugian gabungan sebesar 1 triliun dolar AS dalam kapitalisasi pasar jika tren ini berlanjut.
Keunggulan DeepSeek
Didirikan pada 2023, DeepSeek dirintis oleh Liang Wenfeng, mantan pendiri High-Flyer, sebuah dana lindung nilai berbasis AI. DeepSeek merilis model bahasa AI pertamanya pada akhir 2023, dan baru-baru ini meluncurkan model R1 yang disebut mampu melakukan penalaran tingkat lanjut.
Salah satu keunggulan R1 adalah kemampuannya dalam "test time scaling", yaitu proses model AI dapat berpikir ulang dan melatih dirinya sendiri tanpa membutuhkan data baru. Hal ini menciptakan efisiensi yang signifikan dalam pengembangan AI.
DeepSeek menjadi sorotan karena dianggap mampu bersaing dengan perusahaan besar seperti OpenAI dan Google. Meskipun model serupa sudah dikembangkan oleh perusahaan Amerika, ini adalah kali pertama sebuah perusahaan China mendekati level tersebut dalam waktu singkat.
Bagaimana dampak pada pasar saham Indonesia?
Kehadiran DeepSeek untuk saat ini tidak berpengaruh pada pasar saham indonesia khususnya saham-saham teknologi. DeepSeek berfokus pada pengembangan AI khusunya generative AI dimana saham-saham teknologi yang ada diindonesia memiliki fokus yang berbeda. Berikut beberapa saham teknologi yang ada diindonesia :
1. PT Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
GOTO group merupakan perusahaan gabungan antara Gojek dan Tokopedia yang didirikan pada 17 Mei 2021. Perusahaan bergerak di berbagai lini usaha digital dengan fokus bisnis utama meliputi on-demand services, e-commerce, serta layanan Financial Technology. Produk dan jasa perusahaan sendiri ditawarkan melalui platform Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial Indonesia.
Related News
Mengutangi dalam Niat Membantu, Ditagih Malah Lempar Batu!
Investasi Ditinggalkan, Masyarakat RI Lebih Memilih Judi Online?
Kemunculan DeepSeek dan Mitos AI: Misinformasi pada Kecerdasan Buatan
Strategi Investasi Cacing-Naga dan Tren Berburu Saham Corporate Action
Pasar Modal Indonesia 2025: Prospek dan Jebakan
OJK Ambil Alih Pengawasan Aset Kripto, Apa Kata Pakar Ekonomi Digital?