EmitenNews.com -Belakangan terjadi sebuah desas desus suatu saham yang ada di papan pemantauan khusus atau yang biasa disebut dengan papan Full Call Action. Penyampaian desas desus yang dilakukan bertujuan untuk memberikan rasa takut pada investor yang memegang suatu saham tertentu agar mendorongnya melakukan aksi jual. Tindakan yang demikian dinamakan sebagai penebar Fear.

Sementara terdapat pula aksi aneh di bagian order book yang mana sebelum terjadi eksekusi transaksi di papan pemantauan khusus terdapat order beli atau bid yang sangat besar dan kemudian hilang atau berkurang drastis saat waktu mendekati eksekusi transaksi yang akibatnya mendorong terjadinya aksi jual yang melebihi jumlah permintaan. Kegiatan tersebut dinamakan sebagai bid fake.

Sebenarnya juga ada istilah offer fake atau order jual yang tiba-tiba banyak kemudian hilang atau turun drastis ketika mendekati waktu eksekusi. Offer fake kurang begitu menarik digunakan oleh oknum bandar karena berisiko terjadinya cut loss.

Fenomena bid fake dan Penebar fear baru-baru ini muncul di saham CDIA dan COIN. Kemunculan bid fake dan Penebar fear menjadi salah satu penyebab terjadinya ARB (Auto Reject Bawah) kedua saham tersebut. Kegiatan bid fake dapat dilihat pada order book di semua menu aplikasi sekuritas. Aksi ini dilakukan selama 5 kali sekali pada transaksi di papan pemantauan khusus. Pada menit awal sesi akan ada order beli yang berada di kisaran order yang melebihi order jual.

Contohnya order beli saham CDIA 500.000 lot sementara order jualnya 30.000 lot. Anehnya order beli tersebut dilakukan dengan harga teratas atau ARA (Auto Reject Atas) sementara oder jual berada di bawah atau ARB (Auto Reject Bawah). Tentu hal ini akan menarik minat jual investor untuk melakukan aksi jual yang dinilainya akan naik. Setelah mendekati waktu eksekusi transaksi oder tersebut langsung hilang atau berkurang drastis menjadi jumlahnya dibawah oder jual.

Contohnya order beli tadinya 500.000 lot menjadi 10.000 lot sementara yang jual tetap 30.000 lot sehingga harga saham menjadi turun. Hal ini disebabkan oleh kelemahan pada tampilan harga yang ARA (Auto Reject Atas) dan ARB (Auto Reject Bawah) yang ditampilkan di Order book yang membuat investor menjadi terkecoh. Tampilan yang demikian seharusnya ditutup dan hanya menampilkan EIV (Indicative Equilibrium Volume) dan EIP (Indicative Equilibrium Price) saja untuk meminimalisir terjadinya aksi bid fake bahkan offer fake. Terdapat beberapa sekuritas yang telah melakukan penutupan tampilan harga ARA (Auto Reject Atas) dan ARB (Auto Reject Bawah) sehingga memudah fokus investor dalam menimba harga yang sesuai.

Awalnya kegiatan bid fake dan bid offer sering ditemui pada saham gorengan yang mempunyai nilai kapitalisasi kecil akan tetapi kegiatan ini merambah ke saham yang mempunyai fundamental yang bagus. Ciri kegiatan bid fake dan offer fake yaitu nilai transaksinya cenderung kecil dan terdapat oder yang tiba-tiba hilang atau berkurang transaksi ketika mendekati waktu eksekusi transaksi di papan FCA. Cara menghadapinya yaitu para investor harus bersikap apatis terhadap order book yang menampilkan harga ARA (Auto Reject Atas) dan ARB (Auto Reject Bawah) cukup amati EIV (Indicative Equilibrium Volume) dan EIP (Indicative Equilibrium Price). Jika dirasakan kurang cukup investor perlu membaca kembali laporan keuangan dan kondisi fundamentalnya.

Penebar fear atau orang yang suka memberikan rasa takut pada seseorang merupakan tindakan yang tidak terpuji karena bertujuan untuk memanipulasi seseorang untuk keuntungan pribadinya. Kegiatan penebar fear di pasar modal dilakukan untuk mendorong seseorang melakukan aksi jual dengan cara menggunakan rasa takut kepada korbannya. Secara psikologi penebar fear dijelaskan sebagai Fear Mongering. Fear Mongering ialah suatu fenomena seseorang atau kelompok dibuat cemas atau takut setelah membaca informasi yang disusun secara tidak benar. Fenomena ini sering kita temui di postingan atau pernyataan pesan baik pada aplikasi media sosial atau aplikasi sekuritas. Solusi terjadinya hal ini yaitu tetap bersikap apatis dan rasional serta jauhi grup rekomendasi yang tidak resmi dan mencurigakan. Saksi penyebaran hoak seperti penebar fear bisa menjadi salah satu solusi seperti pemberian skor tidak boleh melakukan transaksi 1 hari bursa untuk peringatan pertama atau jika masih di skor 2 hari dari transaksi bursa dan saksi la 

Namun ada pula seseorang yang tidak tahu bahwa dia sendiri adalah penebar fear karena beberapa kondisi. Kondisi tersebut bisa terjadi jika ada metal kepiting atau crab mentality, NPD (Narcissistic Personality Disorder) dan kondisi psikologis lainnya. Keadaan yang demikian ini perlu adanya edukasi yang secara berkelanjutan untuk memberikan pemahaman yang baik agar tidak menjadi pelaku Penebar fear atau bahkan menjadi pelaku penyebar hoaks yang dapat memberikan kerugian. Solusi lainnya yaitu pihak sekuritas dan aplikasi dapat menerapkan filter yang mendeteksi penekanan dan rangkaian kalimat yang merujuk pada makna mengiring pada opini yang tidak benar berdasarkan fakta dengan menggunakan kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) sehingga komunikasi yang dilakukan pada media atau aplikasi sekuritas dapat menjadi edukasi yang efektif dan efisien bukan sebagai peluang untuk melakukan manipulasi investor.

Maka dari pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan sebagai kesimpulan dalam beberapa poin yaitu diantarnya:

Investor perlu cermat terhadap manipulasi harga melalui bid fake atau offer fake. Tidak perlu panik, lakukan analisis fundamental dengan cara membaca laporan keuangan perusahaan.

Evaluasi bug pada aplikasi sekuritas pada order book di papan pemantauan khusus perlu ditinjau dan diaudit kembali agar dapat mengurangi ruang gerak bandar pompong. Misalnya menghilangkan tampilan harga ARA (Auto Reject Atas) dan ARB (Auto Reject Bawah).

Penguraian peraturan bursa secara terperinci lagi mengenai saksi untuk pelaku bid fake dan offer fake serta penebar fear. Peraturan yang baru dan relevan dapat mengurangi tindakan yang dapat merugikan investor yang ada di pasar modal.

Bersikap apatis dan rasional terhadap hal mencurigakan baik pada bid fake dan offer fake serta penebar fear. Jauhi grup-grup rekomendasi yang mencurigakan yang isinya tukang pompong saham gorengan.

Hati-hati dalam membeli saham di papan pemantauan khusus. Jadikan EIV (Indicative Equilibrium Volume) dan EIP (Indicative Equilibrium Price) sebagai dasar penilaian.

Demikian, Saya sampaikan. Artikel ini tidak bermaksud untuk mengajak untuk membeli suatu instrumen investasi tertentu, keputusan investasi menjadi tanggung jawab investor atau pembaca. Terima Kasih.