EmitenNews.Com - Listing perdana saham PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS) langsung terbang 35 persen menjadi Rp135 per lembar. Saham emiten ke-9 itu, menyentuh auto rejection atas dari harga perdana Rp100 per saham. Gerak saham perusahaan ditransaksikan dengan volume 18,40 ribu, pada frekuensi 4 kali, dan nilai transaksi Rp2,48 juta.


Perusahaan bergerak dibidang industri pendukung infrastruktur, memproduksi beton readymix dan precast. Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) dengan melepas 2 miliar saham setara 22,22 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga saham perdana Rp100 per saham.


Dengan skema Harga itu, perusahaan meraup dana segar senilai Rp200 miliar. Berdasar rencana, dana hasil IPO sekitar 53,67 persen untuk pembelian tanah seluas 74.045 meter persegi senilai Rp103 miliar. Sisanya, 46,33 persen untuk belanja modal.


Berdasar hasil penawaran umum 1-4 Maret 2021, saham BEBS mengalami oversubscribed 32,07 kali dari penawaran pooling. Perseroan menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek. ”Kami IPO untuk meningkatkan ekspansi usaha, kapasitas pendanaan, tata kelola, dan prinsip keterbukaan sebagai perusahaan publik,” tegas Hasan Muldhani, Direktur Utama BEBS, Rabu (10/3).


Pembangunan infrastruktur beberapa tahun ke depan masih menjadi salah satu program prioritas pemerintah. Meningkatkan kapasitas dan produktivitas perekonomian, melancarkan distribusi barang dan jasa, mitigasi urbanisasi tinggi, dan perannya dalam menurunkan tingkat kemiskinan. 


Industri manufaktur beton readymix dan precast memiliki prospek usaha sangat baik. Namun, dengan besarnya potensi pasar itu, dipastikan persaingan antarpemain industri beton readymix dan precast akan semakin ketat. Setiap perusahaan berlomba-lomba memperoleh porsi besar dari potensi pasar tersebut. ”Kami menyiapkan strategi-strategi komprehensif untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar  industri konstruksi nasional,” ucap Hasan.

  

Perusahaan akan berekspansi usaha di Subang (Jawa Barat), Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Tengah. Di Subang, sedang membangun pabrik Precast Square Pile. Di Kalimantan Tengah akan membangun 1 Batching Plant, 2 Crusher Plant, 1 Tambang Pasir, 1 Asphalt Mixing Plant (AMP), 1 pabrik Precast Square Pile, dan 1 pabrik Precast Spun Pile. Sedang di Sulawesi Tengah, berencana membangun satu Crusher Plant. 


Pembangunan pabrik di Kalimantan dan Sulawesi untuk pengembangan ekspansi usaha dengan pertimbangan pabrik dekat lokasi bahan baku batu split dan pasir milik entitas anak. ”Kami bisa mengurangi Harga pokok penjualan (HPP) produk, sehingga bisa menjual dengan harga kompetitif,” tegas Hasan. (Rizki)