EmitenNews.com - Saham Energi Mega Persada (ENRG) melambung 70 persen sebulan terakhir. Sepanjang pekan ini, saham emiten Bakrie Group itu, menanjak 11,18 persen, dan menyentuh level tertinggi Rp200 per lembar.


Merespons gejolak harga itu, manajemen Energi Mega mengklaim tidak tahu menahu soal peristiwa tersebut. Juga tidak mengetahui informasi atau fakta material dapat mempengaruhi nilai efek, atau keputusan investasi pemodal.


Selain itu, Energi Mega juga mengaku tidak mengetahui aktivitas pemegang saham tertentu dapat mempengaruhi nilai efek perseroan. ”Kami tidak memiliki rencana tindakan korporasi, termasuk rencana korporasi berakibat terhadap saham di bursa,” tegas Direktur Utama Energi Mega Persada Syailendra S. Bakrie.


Sementara itu, pemerintah telah menyetujui pengalihan seluruh saham PT Energi Maju Abadi (EMA) kepada perseroan dan anak usaha. EMA memiliki 49 persen participating interest di Wilayah Kerja Kontrak Kerja Sama Sengkang (KKS Sengkang) di Sulawesi Selatan (Sulsel). Participating interest, proporsi kepemilikan produksi dan eksplorasi atas suatu wilayah kerja migas.


Selanjutnya, sisa 51 persen participating interest pada KKS Sengkang dimiliki Energy Equity Epic (Sengkang) Pty. Ltd. (EEES). KKS Sengkang memiliki sekitar 420 miliar kaki kubik gas berbentuk cadangan terbukti, dan terukur. Saat ini, blok gas tersebut juga memproduksi rata-rata 40 juta kaki kubik gas per hari. 


Gas yang dihasilkan KKS Sengkang dijual ke sejumlah proyek pembangkit listrik di wilayah Sulsel. Selain itu, KKS Sengkang telah mendapat perpanjangan 20 tahun pada 2018. (*)