EmitenNews.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan Presidensi G20 Indonesia bekerja keras menyelesaikan pembahasan mekanisme pembentukan dan pengaturan Dana Perantara Keuangan (Financial Intermediary Fund/FIF) sebagai pandemic fund. Mekanisme tersebut akan segera diresmikan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons (Preparedness, Prevention, and Response/PPR) dalam menghadapi pandemi di masa mendatang.


“Kami akan mendengar update tentang perkembangan terbaru dalam operasionalisasi pandemic fund sejak didirikan pada Inaugural Governing Board Meeting yang diadakan secara virtual pada 8 dan 9 September, yang merupakan tonggak penting dalam memastikan dunia lebih siap untuk pandemi di masa depan,” kata Menkeu dalam Opening Remarks 2nd Joint Finance and Health Minister Meeting (JFHMM) di Nusa Dua, Bali, Sabtu (12/11).


Menkeu mengungkapkan, satu tahun dari mandat yang ditetapkan oleh para pemimpin dalam Deklarasi Roma 2021, Presidensi G20 Indonesia akan melanjutkan peran kepemimpinan untuk membahas agenda JFHMM mengenai penguatan arsitektur kesehatan global melalui kerja sama para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan dunia. Hal tersebut dilakukan dengan mendukung pemulihan global secara cepat dan inklusif, serta dengan lebih mempersiapkan dunia untuk menghadapi pandemi di masa depan.


“Saya yakin kita semua akan bergabung dalam menyambut kesepakatan serta diadopsinya empat dokumen dari Governing Board of The Pandemic Fund yang menjadi kunci operasionalnya, yakni Governance Framework, Operations Manual, Contribution Agreement Template, dan Financial Procedures Agreement Template,” ujar Menkeu.


Para peserta G20 juga akan mendengar perkembangan terakhir dari Co-Chairs Pandemic Fund sekaligus panduan tingkat tinggi terkait dana pandemi yang saat ini terus berlanjut, termasuk apa saja yang menjadi prioritas untuk proposal pendanaan.


“Saya tahu kita semua setuju bahwa kita harus memastikan menangani PPR pandemi dengan benar, terutama pada kesenjangan pembiayaan yang kita identifikasi awal tahun ini,” kata Menkeu.


Lebih lanjut, Menkeu mengatakan bahwa para peserta G20 juga akan membahas cara terbaik untuk melanjutkan koordinasi sektor keuangan dan kesehatan, termasuk memperluas ruang lingkup Gugus Tugas Keuangan Kesehatan menjadi perencanaan multiyear dan tujuan utama yang harus dicapai untuk tahun 2023 sebagai masukan bagi Presidensi G20 India.


“Ini adalah pertanyaan penting untuk memastikan kami memiliki strategi jangka menengah dan panjang untuk respon global di masa depan terhadap pandemi baru,” ujar Menkeu.


Saat ini, banyak negara yang bergerak menuju kehidupan normal baru dengan Covid-19. Namun, jutaan kasus baru serta ribuan kematian masih dilaporkan setiap minggu. Selain Covid-19, Menkeu juga menyebut bahwa wabah cacar monyet telah menyebar dengan cepat hingga lintas batas. Hal tersebut mengingatkan bahwa dunia harus siap menghadapi apabila terjadi pandemi berikutnya.


“Pandemi Covid-19 telah mendominasi sebagian besar diskusi kebijakan domestik dan internasional selama beberapa tahun terakhir. Ini menjadi fokus utama kami dalam Presidensi Indonesia karena kami berusaha untuk pulih bersama dan pulih lebih kuat. Kita harus lebih siap menghadapi pandemi di masa depan karena isu ini masih akan tetap relevan,” kata Menkeu.(*)