EmitenNews.com -Indeks-indeks Wall Street terkoreksi di hari terakhir perdagangan 2023 (29/12). Akan tetapi ketiganya tetap membukukan kenaikan secara ytd. Nasdaq memimpin penguatan mayoritas indeks di Wall Street dengan mencatatkan penguatan sebesar 43.4% ytd, diikuti S&P 500 sebesar 24.2% ytd dan DJIA sebesar 13.7%. Akselerasi terutama terjadi di November-Desember 2023 seiring dengan perubahan tone dari the Fed mengenai arah kebijakan sukubunga acuan di 2024.

Mayoritas indeks di Eropa juga menutup tahun 2023 dengan penguatan secara ytd. Indeks regional Eropa, yaitu Stoxx 600 mencatatkan penguatan sebesar 12.9% ytd. Lebih spesifik, DAX menguat hampir 20% ytd, diikuti CAC40 (16.4% ytd) dan FTSE 100 (3.64% ytd). Serupa dengan yang terjadi di AS, bank-bank sentral di Eropa juga cenderung less-aggressive di Q4-2023. Kondisi ini menjadi salah satu sentimen positif utama bagi pasar modal di Eropa.

Sementara di regional Asia, pergerakan indeks-indeks di 2023 cenderung lebih beragam. HSI melemah 14% ytd, ementara CSI 400 (Tiongkok) melemah 11.8% ytd di 2023. Sebaliknya, Nikkei 225 menguat 28% ytd, KOSPI menguat 17.7% ytd dan ASX 200 menguat 7.84% ytd di tahun 2023.

Head Of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, Sejalan dengan mayoritas indeks global dan regional, IHSG ditutup menguat 6.16% ytd di 2023. Rally terjadi di akhir November 2023 hingga Desember 2023. Kondisi ini salah satunya dipicu oleh keputusan Bank Indonesia untuk menahan sukubunga acuan di November dan Desember 2023, sejalan dengan kebijakan moneter yang less-aggressive dari the Fed, ECB dan mayoritas bank sentral besar lainnya pada periode tersebut.

Memasuki tahun 2024, IHSG berpotensi uji level 7300 di hari perdagangan tahun 2024 (2/1). Pasar diperkirakan mengantisipasi data-data manufaktur dari Tiongkok, Jerman dan Indonesia. Selain itu BPS juga dijadwalkan merilis inflasi Desember 2023 yang diperkirakan relatif stabil di 2.85% yoy. Dengan demikian, inflasi tahunan diperkirakan sesuai dengan asumsi APBN 2023 di 2%-4% yoy di 2023.

Potensi January effect untuk melanjutkan window dressing di dua bulan terakhir 2023 berpotensi menopang rally IHSG di awal tahun ini. Saham-saham bluechip, terutama perbankan diperkirakan masih menjadi mover IHSG. Top picks Selasa (2/1) meliputi BRIS, EXCL, JSMR, PANI, ADMR dan AKRA.