EmitenNews.com - PEFINDO menegaskan peringkat idA- kepada PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) dan Obligasi Berkelanjutan I, serta menetapkan peringkat idA-(sy) untuk Sukuk Wakalah Berkelanjutan I.

Pefindo dalam rilisnya menyampaikan bahwa prospek untuk peringkat Perusahaan adalah stabil. Surat utang yang diterbitkan oleh IATA yaitu Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Seri A senilai Rp250 miliar dan Sukuk Berkelanjutan I Tahap I Seri A senilai Rp100 miliar akan jatuh tempo pada 16 Oktober 2024. Perusahaan berencana melunasi surat utang yang akan jatuh tempo menggunakan dana internal yang berasal dari aktivitas operasional, yang akan memadai pada akhir September 2024.

 

IATA juga memiliki investasi jangka pendek senilai Rp222 miliar sebagai dana cadangan. Per akhir Maret 2024, Perusahaan mencatat kas dan setara kas sebesar USD1,8 juta.

Peringkat mencerminkan profil biaya yang rendah, struktur permodalan yang konservatif, serta cadangan dan sumber daya tambang yang cukup besar. Peringkat dibatasi oleh fleksibilitas keuangan Perusahaan yang moderat serta paparan terhadap harga komoditas yang berfluktuasi dan risiko terhadap isu lingkungan.

 

Peringkat dapat dinaikkan apabila Perusahaan berhasil menjalankan strategi-strategi bisnisnya yang tercermin dari tercapainya proyeksi pendapatan dan laba dalam jangka waktu menengah. Bisnis yang lebih terdiversifikasi juga dapat berdampak positif terhadap peringkat IATA dikarenakan hal ini dapat memperbaiki fleksibilitas keuangan Perusahaan. Di sisi lain, peringkat dapat diturunkan apabila IATA membukukan pendapatan atau EBITDA jauh di bawah target atau apabila Perusahaan membukukan utang lebih dari yang diproyeksikan, yang dapat memperburuk profil keuangan Perusahaan.

Peringkat juga dapat berada dalam tekanan apabila harga batubara menurun secara signifikan, yang akan berdampak negatif pada kondisi keuangan IATA.

Awalnya didirikan dengan nama PT Indonesia Transport & Infrastructure, IATA merupakan bagian dari Grup MNC dan berfokus pada industri tambang batubara. Saat ini, Perusahaan mengoperasikan tiga tambang yang berlokasi di Sumatera Selatan di bawah PT Putra Muba Coal, PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal, dan PT Indonesia Batu Prima Energy dan dalam proses untuk mengoperasikan PT Arthaco Prima Energy yang akan beroperasi pada akhir tahun 2024.

Per 31 Maret 2024, pemegang saham IATA adalah PT MNC Asia Holding Tbk (44,09%) dan publik (55,91%).