EmitenNews.com - Induk Holding BUMN Farmasi, Bio Farma, resmi meluncurkan peredaran alat kit diagnostik molekuler pendeteksi kanker usus besar temuan dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Dr Susanti.


Acara peluncuran berlangsung Rabu (20/7) di Auditorium Rumah Sakit Kanker (RSK) Dharmais Jakarta yang dihadiri langsung Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin. Tampak hadir Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa (LKPP) Azwar Anas, Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan, Rizka Andalusia, dan Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir.


Alat deteksi kanker usus besar bernama BioColoMelt-Dx tersebut memeroleh izin edar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada 1 July 2022 dengan Nomor Kemenkes RI AKD20306220065 dan merupakan produk pertama diagnostic molekuler kanker yang diproduksi di Indonesia.


“Alhamdulillah, alhamdulillah pengembangan teknologi awal yang mendasari produk BioColoMelt-Dx ini mendapatkan pendaan dari Islamic Development Bank,” syukur Dr. Susanti antusias.


Peneliti sekaligus penyintas kanker usus stadium itu menyebut sensitivitas alat ini sangat baik (>95%) dan telah diuji menggunakan kurang lebih 300 sampel pasien kanker usus besar di UK (Nottingham) dan Indonesia dengan pembanding berupa metode deteksi standar yang telah disetujui oleh badan regulasi internasional seperti FDA (Food Drug Administration).


“Uji validasi klinis mengunakan sampel pasien Indonesia telah selesai dilakukan bersama-sama dengan Rumah Sakit Kanker Dharmais, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia-Rumah Sakit Dr. Cipto Mangun Kusumo, Universitas Riau, Universitas Gadjah Mada-Rumah Sakit Dr. Sarjito,” ungkapnya.


Terkait cara kerjanya, alat ini mengambil sampel dengan pemeriksaan jenis polymerase chain reaction (PCR) sehingga akan mudah diaplikasikan oleh berbagai rumah sakit paska pandemi.


“BioColoMelt-Dx didasarkan pada metode deteksi perubahan atau mutasi gen berbasis PCR dengan High Resolution Melting Analysis (HRMA) sehingga sangat mudah dikerjakan di laboratorium dengan sumber daya terbatas dan berbiaya terjangkau,” katanya.


Selain itu, lanjut Santi, BioColoMelt-Dx juga dapat digunakan untuk menapis pasien kanker usus besar yang kemungkinan mempunyai kelainan genetik turunan berupa Lynch Syndrome. Khususnya pada pasien muda di bawah 50 tahun dengan deteksi dini sehingga timbulnya kanker dapat dicegah atau ditangani saat masih di stadium rendah.


Penemuan Dr. Susanti selama menjalani studi doktoralnya di University of Nottingham ini sendiri dikembangkan oleh Bio Farma dan PathGen. Ia berharap produk BioColoMelt-Dx yang merupakan wujud kolaborasi nasional dan internasional ini dapat memberikan sumbangsih terhapap ketahanan produk kesehatan Indonesia.(fj)