Kebut Armada Baru, PJHB Proyeksi Laba Meroket 50 Persen
Pengurus Pelayaran Jaya kala mengikuti seremoni pencatatan perdana saham perseroan. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Pelayaran Jaya Hidup Baru (PJHB) terus menunjukkan kecepatan eksekusi usai Initial Public Offering (IPO). Emiten pelayaran yang tengah naik daun itu, secara resmi memulai pembangunan armada baru melalui prosesi keel laying kapal LCT Cipta Jaya Harapan 99 di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim). Itu sekaligus tonggak baru memperkuat percepatan ekspansi PJHB sektor logistik laut nasional.
Momentum itu, pembangunan pertama dari tiga kapal LCT baru seluruhnya didanai dari belanja modal IPO senilai Rp158,4 miliar, mencerminkan komitmen perusahaan dalam memaksimalkan dana publik untuk pertumbuhan nyata dan terukur. Ketiga kapal tersebut berkapasitas 2.500 DWT.
Ketiga armada itu, didesain untuk menjawab peningkatan permintaan jasa transportasi alat berat, kontainer, dan mesin industri sektor pertambangan, migas, konstruksi hingga perkebunan—segmen mengalami pertumbuhan eksponensial dua tahun terakhir. Seluruh kapal dibangun dengan desain double bottom, dan disiapkan meraih klasifikasi tertinggi BKI A100.
Memperkuat posisi PJHB sebagai operator LCT berkualitas premium. “Kami memanfaatkan waktu dengan optimal. Setelah IPO, langsung bergerak. Ekspansi ini fondasi peningkatan pendapatan, kapasitas layanan kami pada 2025, dan seterusnya,” tutur Go Sioe Bie (Abie), Direktur Utama Pelayaran Jaya Hidup Baru kepada awak media.
Beberapa bulan terakhir, permintaan kapal LCT dari sektor industri meningkat signifikan. PJHB bahkan telah memenangi tender BP Tangguh. Kondisi itu, menambah daftar klien strategis perusahaan. Kedekatan geografis, dan jejaring pemegang saham utama -termasuk Presiden Komisaris Hero Gozali dari Kalimantan-, memperkuat konektivitas PJHB dengan pusat kegiatan pertambangan dan energi, termasuk ekosistem bisnis milik konglomerat Prajogo Pangestu, di mana Petrosea, salah satu klien PJHB, berkiprah.
Sektor pelayaran kini menjadi primadona baru pasar modal Indonesia, ditopang kebutuhan logistik proyek hilirisasi, peningkatan permintaan alat berat, dan booming komoditas. Sejak IPO pada 6 November 2025, saham PJHB telah menunjukkan kenaikan impresif dari Rp330 menjadi Rp615. “Dengan ekspansi tiga kapal baru, dan kontrak industri terus bertambah, kami mematok pertumbuhan lebih dari 50 persen pada 2026. Fundamental sudah terbentuk sejak tahun ini, dan kapasitas baru akan mulai berdampak penuh tahun depan,” urai Abie.
“Penambahan tiga kapal sekaligus akan membawa dampak langsung ke kapasitas, dan revenue PJHB. Kami ingin memastikan momentum usai IPO benar-benar dirasakan investor,” ujar Abie.
Tidak banyak emiten yang mampu melakukan pembangunan armada begitu cepat setelah melantai di bursa. Eksekusi kilat PJHB ini menciptakan kepercayaan investor, visibilitas pertumbuhan pendapatan, dan ekspansi selama kurun waktu 2025–2027. Itu mendorong persepsi pasar kalau PJHB salah satu emiten pelayaran paling agresif, dan terukur dalam memanfaatkan dana IPO.
Dengan tiga kapal dibangun secara paralel, PJHB memproyeksi peningkatan kapasitas angkut, dan pendapatan signifikan mulai 2025. Kombinasi kontrak strategis, permintaan sektor industri, dan pipeline ekspansi menjadikan PJHB berada pada jalur pertumbuhan solid. “Kami percaya ekspansi armada ini akan menjadi motor pertumbuhan jangka panjang dan memberikan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham,” tutup Abie. (*)
Related News
Perkuat Armada, ASSA Tarik Fasilitas Rp500 MiliarĀ
Diskon! Kaddara Serap Private Placement IMPC Rp100 Miliar
IPO SUPA Rp635, Valuasi Paling Kompetitif Sektor Bank Digital
Laba Bersih IRSX Melonjak Agresif, Telisik Pemicunya
MEDC Eksekusi Transaksi USD80 Juta
DOSS Jadi Distributor Eksklusif Snaproll di Indonesia dan Singapura





