Ketika diminta untuk menyusun tulisan dengan data konkret, AI sering kali:

1. Mengarang angka dan statistik

2. Mengutip sumber yang tidak bisa diverifikasi

3. Menciptakan nama perusahaan, institusi, dan laporan yang sebenarnya fiktif

Hal ini tentunya sangat berbahaya, terutama jika informasi tersebut digunakan dalam keputusan bisnis atau investasi yang bernilai miliaran rupiah.

Dampak Misinformasi AI dalam Dunia Finansial dan Bisnis

Bayangkan jika seorang investor mengandalkan data dari AI seperti DeepSeek untuk mengambil keputusan keuangan. Jika data tersebut ternyata buatan, maka keputusan yang diambil bisa berakibat fatal.

Berikut beberapa dampak buruk jika AI dibiarkan menyebarkan informasi tanpa validasi:

1. Investor Bisa Tertipu oleh Laporan Fiktif

Jika AI mengarang data keuangan yang tampak meyakinkan, investor yang kurang teliti bisa saja mengambil keputusan berdasarkan informasi yang salah. Ini bisa berdampak pada kerugian finansial yang besar

2. Manipulasi Pasar Bisa Semakin Mudah

Jika AI bisa menghasilkan laporan yang tampak sangat realistis dan kredibel, bukan tidak mungkin ada pihak yang menyalahgunakannya untuk memanipulasi harga saham atau menciptakan hype palsu tentang suatu perusahaan.

3. Jurnalisme dan Penelitian Jadi Tidak Kredibel

Dalam dunia media, AI semakin banyak digunakan untuk menghasilkan berita cepat. Namun, jika AI mengarang data atau memodifikasi informasi tanpa verifikasi, ini merusak kredibilitas jurnalisme dan dunia akademik.

Bagaimana Cara Menghindari Data Palsu dari AI?

Setelah menyadari betapa bahayanya AI-generated misinformation, saya mulai menerapkan beberapa langkah untuk memastikan bahwa informasi yang saya gunakan benar-benar valid. Berikut beberapa cara agar tidak terjebak dalam jebakan AI misinformation:

1. Selalu Cek Sumber Secara Manual