Khawatir Dampak Kebijakan Fed dan Konflik di Ukraina, Indeks Saham Asia Jeblok
EmitenNews.com - Indeks saham di Asia sore ini Senin (24/1) ditutup turun tajam. Investor mengkhawatirkan potensi konflik militer di Ukrania dan menjelang pertemuan kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) yang akan memberi petunjuk mengenai waktu dan besaran kenaikan suku bunga.
Seperti negara tetangganya di Asia, indeks harga saham gabungan (IHSG) juga terkoreksi lumayan tajam, yakni 86,993 poin atau -1,31% ke level 6.568
Menurut analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha, pengetatan kebijakan moneter oleh The Fed memberi tekanan pada bank sentral di Asia untuk juga memperketat kebijakan moneter.
"Hal ini berpotensi berdampak negatif pada pasar saham di kawasan Asia seperti yang terjadi di 2013 ketika The Fed mulai melakukan tapering pasca krisis finansial global," katanya
Bank sentral Singapura, Monetary Authority of Singapore (MAS) hari ini secara tak terduga memperketat kebijakan moneter dengan sedikit melebarkan laju apresiasi mata uang SGD. Namun besarnya kisaran pergerakan SGD atau yang lebih di kenal dengan SGD NEER (Nominal Effective Exchange Rate) serta nilai tengah dalam kisaran tersebut tetap tidak berubah.
Minggu lalu, Bank Indonesia mengejutkan pasar dengan kenaikan 300 basis poin pada Giro wajib Minimum (GWM) perbankan untuk 8 bulan ke depan.
Investor hari ini juga mencerna rilis data inflasi inti Australia yang di 4Q21 tumbuh dengan laju tercepat sejak 2014. Naiknya inflasi didorong oleh kenaikan harga BBM dan harga perumahan yang memicu spekulasi bahwa bank sentral Australia (RBA) akan menaikkan suku bunga acuan lebih awal dari perkiraan.
Data memperlihatkan inflasi umum Australia naik 1.3% Q/Q (+3.5% Y/Y) di 4Q21, lebih tinggi dari estimasi.
Trimmed Mean CPI, indikator favorit RBA untuk mengukur inflasi, lompat 1% Q/Q di 4Q21, tertinggi sejak 2008. Secara tahunan (Y/Y), Trimmed mean CPI tumbuh 2.6%, lebih tinggi dari estimasi 2.3% dan kisaran target inflasi RBA yang berada di 2% - 3%.
Statistik
IHSG: 6,568.173 | -86.993 poin |(-1.31%)
Volume (Shares) : 24.006 Billion
Total Value (IDR) : 13.268 Trillion
Market Cap (IDR) : 8,301.572 Trillion
Foreign Net Buy (RG): IDR 36.61 Billion
Saham naik : 126
Saham turun : 432
Sektor Penekanan Terbesar
Teknologi : -306.33 poin
Transportasi & Logistik : -43.31 poin
Finansial : -35.47 poin
Top Gainers:
BRAM : 12,300| +1925| +18.55%
KONI : 3,450 | +690 | +25.00%
BEKS : 4,750 | +450 | +10.47%
TECH : 4,220 | +575 | +10.76%
PTSP : 6,300 | +525 | +4.13%
Top Losers:
ARTO : 17,072 | -1275|-6.95%
DCII : 43,000 | -800| -1.83%
GEMS : 6,850 | -475| -6.48%
HRUM : 7,000 | -450| -4.21%
GGRM : 31,325 | -425| -1.34%.(fj)
Related News
Jakarta Setiabudi (JSPT) Siapkan Capex 2025 Rp500M, Cek Alokasinya
Konsisten Genjot SDM, BTN Sabet LinkedIn Talent Awards
Sunindo Pratama (SUNI) Sebut Pinjam Rp20M ke Bank UOB, Ini Jaminannya
APJAPI Rayakan HUT Ke-1, Juga Kukuhkan Pengurus DPD DKI Jakarta
Diam-diam, Direktur BMRI Borong Saham Lagi Harga Atas, Ada Apa?
Telisik! 10 Saham Top Losers Selama Sepekan