EmitenNews.com - Perusahaan farmasi PT Kalbe Farma (KLBF) sepanjang 2020 mencatat laba bersih Rp2,79 triliun. Menanjak 9,0 persen dibanding periode sama 2019 di kisaran Rp2,50 triliun.


Merujuk laporan keuangan KLBF pada laman BEI, Kamis (1/4) disebutkan, peningkatan penjualan didukung divisi distribusi & logistik meningkatkan penjualan bersih 5,1 persen menjadi Rp7,75 triliun dari edisi sama 2019 di kisaran Rp7,37 triliun, dan menyumbang 33,5 persen terhadap total penjualan bersih perseroan.


Divisi produk kesehatan meningkatkan penjualan 4,7 persen menjadi Rp3,63 triliun dengan kontribusi 15,7 persen terhadap total penjualan bersih. Penjualan bersih divisi nutrisi tercatat Rp6,74 triliun, tumbuh 1,9 persen dari pencapaian tahun sebelumnya dan menyumbang 29,2 persen dari total penjualan bersih Kalbe.


Sedang divisi obat resep membukukan penurunan penjualan 3,5 persen menjadi Rp4,98 triliun, dan menyumbang 21,6 persen dari total penjualan bersih Kalbe. Secara total, penjualan bersih perseroan Rp23,11 triliun, meningkat 2,1 persen dibanding periode sama 2019 di kisaran Rp22,63 triliun.


Laba kotor stabil di angka Rp10,24 triliun. Rasio laba kotor terhadap penjualan turun menjadi 44,3 persen dari 45,3 persen periode sama tahun sebelumnya. Itu disebabkan perubahan mix portofolio produk. Laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp3,62 triliun, tumbuh 6,6 persen dengan margin laba sebelum pajak penghasilan mencapai 15,7 persen, meningkat dari 15,0 persen pada periode sama tahun sebelumnya.


Laba bersih pemilik entitas induk mencapai Rp2,73 triliun, naik 9,0 persen dibanding periode sama 2019 di kisaran Rp2,50 triliun. Pertumbuhan laba bersih lebih tinggi disebabkan peningkatan efisiensi biaya operasional dan tarif pajak lebih rendah. Perseroan meyakini pengelolaan keuangan prudent dan saksama, secara konsisten mempertahankan posisi keuangan secara kuat.


Perseroan memiliki kas dan setara kas Rp5,20 triliun, naik 71,3 persen dari periode sama tahun sebelumnya. Total Liabilitas dan ekuitas naik 11,4 persen menjadi Rp22,56 triliun dari periode sama 2019 di kisaran Rp20,26 triliun. Perseroan menarget pertumbuhan penjualan bersih tahun ini 5-6 persen dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih 5-6 persen. 


Selain itu, perseroan juga mempertahankan anggaran belanja modal Rp1,0 triliun untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi. Rasio pembagian dividen dipertahankan pada rasio 45-55 persen, dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal. (Rizki)