Menilik Beberapa Saham Sektor Consumer yang Dijagokan hingga Akhir Tahun
EmitenNews.com -Menimbang sentimen market regional dan domestic, saat ini salah satu isu yang menjadi perhatian para pelaku pasar dan pelaku ekonomi adalah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar US.
Kuatnya data-data ekonomi AS ini membuat US DOLLAR menguat atas mata uang major dunia lainnya, termasuk Rupiah Indonesia. Nilai tukar Rupiah anjlok serendah-rendahnya ke level IDR15,889/USD pada pekan lalu, walau di tengah upaya terakhir Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan BI7DRR secara tak terduga sebesar 25 bps ke level 6.0%.
Surplus Trade Balance Indonesia meningkat menjadi sebesar USD3,4 miliar pada September 2023 (yang merupakan surplus selama 41 bulan berturut-turut), juga tak mampu mengangkat nilai tukar Rupiah, walau kontraksi Ekspor & Impor mulai berkurang.
Sejumlah sentimen market yang tidak kondusif menjatuhkan IHSG 1.1% pada pekan lalu, ke area Support level previous Low bulan Agustus lalu. Transaksi asing di pasar ekuitas Indonesia sepanjang pekan lalu terdata net sell IDR3.01 triliun (all market).
Peta politik pasangan CAPRES-CAWAPRES 2024 juga akan membuat para pelaku pasar berhitung, di mana telah diumumkan Mahfud MD sebagai calon wakil presiden dari kubu Ganjar Pranowo; dan terakhir adalah peresmian nama Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto pada hari Minggu malam.
Harga Minyak masih akan jadi perhatian trader dunia secara kecil kemungkinan harapan bahwa Perang Israel-Palestina (Hamas) dapat mereda tanpa melanda wilayah Timur Tengah lainnya dan mengganggu pasokan minyak, menyusul perkembangan terakhir eskalasi konflik tersebut.
Melihat berbagai sentimen yang ada, Cindy Alicia Ramadhania Analis NH Korindo Sekuritas dalam risetnya yang diterima EmitenNews.com menyebutkan beberapa saham sektor consumer yang cukup potensial sampai akhir tahun 2023 berdasarkan fundamentalnya.
ICBP: Penjualan ICBP sepanjang 6M23 tercatat Rp34,5 triliun atau tumbuh 5,8% YoY didorong oleh harga jual rata-rata (ASP) yang lebih tinggi dari semua divisi. Segmen Mie Instan membukukan penjualan 6M23 sebesar Rp25,3 triliun atau tumbuh 7,6% YoY didorong oleh lebih tingginya harga jual rata-rata (ASP) baik dari domestik maupun overseas sementara volume tercatat flat. Adapun, EBIT margin 6M23 untuk segmen Mie Instan ekspansi ke level 26,2% (vs 6M22: 19,9%).
Dari sisi bottom line, laba bersih 6M23 naik signifikan 196,6% YoY menjadi Rp5,7 triliun disebabkan oleh keuntungan valas dari aktivitas pendanaan. Kenaikan ini turut membawa NPM tercatat lebih tinggi sebesar 16,6%.
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha