EmitenNews.com - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) berhasil meraih penghargaan kategori Produk dan Model Bisnis untuk Inovasi Tower Non Baja GFRP pada hari Selasa, 10 Desember 2024. Perusahaan dan emiten pemenang dari penghargaan ini dianggap berhasil melakukan inovasi berkelanjutan yang bermanfaat bagi semua pihak.

Inovasi Tower Non Baja GFRP merupakan wujud komitmen Mitratel dalam mendorong implementasi ESG melalui operasional bisnisnya. Salah satu strateginya adalah dengan memperbanyak jumlah menara yang menggunakan material ramah lingkungan demi menekan kadar gas rumah kaca atau emisi karbon.

Komitmen emisi nol bersih merupakan bagian terpenting dari Deklarasi Bali yang disepakati pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Pulau Dewata, tahun 2022 silam. Setiap negara menindaklanjuti kesepakatan tersebut dengan menyusun peta jalan (roadmap) dengan target yang terukur.

Indonesia menaikkan target pengurangan emisi menjadi 31,89% di tahun 2030 mendatang. SejakDeklarasi Bali, pemerintah bersama korporasi menempuh berbagai cara untuk menunjukkan komitmen terhadap agenda ekonomi berkelanjutan berbasis lingkungan.

Mulai dari memperbaiki proses produksi, penggunaan bahan baku ramah lingkungan, mengurangi pemakaian energi fosil hingga mengganti kendaraan operasional dari bensin ke listrik.

Mitratel memilih fokus pada menara ramah lingkungan karena dapat menurunkan emisi gas rumah kaca dalam jumlah signifikan secara cepat. Selain itu, menara adalah aset utama perusahaan sekaligus alat produksi terpenting dalam mendatangkan revenue.

Apabila penggunaan menara ramah lingkungan (green tower) berhasil ditingkatkan, Mitratel bukan hanya lebih cepat mencapai emisi nol bersih, juga menjadi perusahaan terdepan dalam menerapkan prinsip ESG berstandar tinggi.

Menara model baru ini menggunakan glass fiber reinforced polymer (GFRP) sebagai pengganti besi dan baja untuk konstruksi. GFRP adalah bahan komposit yang terdiri dari serat gelas dan resin. Menara berbahan baku GFRP sudah teruji mampu Publik menggendong antenna dan perangkat telekomunikasi lainnya. Material GFRP bukan berasal dari besi dan baja sehingga tidak butuh energi fosil sebagai alat pembakaran/peleburan.

Material GFRP dihasilkan dari Senyawa Concentrate GFRP dengan Resin (biasa disebut perekat). Menara berbahan baku GFRP memiliki bobot 60% lebih ringan dibandingkan bobot menara dari besi baja. Bobot menara yang ringan akan berdampak juga terhadap kebutuhan konsumsi BBM dan penggunaan energi listrik pada saat operasional pembangunan menara.

“Biaya perawatannya juga rendah dan dapat diperbaiki dengan mudah karena tidak ada sambungan permanen. Jadi selain lebih ramah lingkungan, juga lebih murah biayanya,” kata Agus Winarno, Direktur Bisnis Mitratel.

Mitratel sudah menguji kualitas menara berbahan GFRP sejak Juli 2023. Yayasan Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri - Institut Teknologi Bandung (Yayasan LAPI ITB) dalam laporan risetnya pada tanggal 4 Maret 2024 menyatakan bahwa menara GFRP telah memenuhi syarat material. Dengan menerapkan GFRP di satu menara rooftop, Mitratel dapat mengurangi penggunaan baja sebesar 1.748 Kg atau setara dengan pengurangan karbon sebesar 3,2338 ton CO2.

Angka ini mengacu pada angka jejak karbon rata rata tertimbang menurut McKinsey dan Asosiasi Baja Dunia. Dengan asumsi terdapat 265 menara Mitratel yang menggunakan GFRP, maka total pengurangan karbon (carbon reduction) mencapai 856,96 ton CO2 sehingga Mitratel dapat berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon nasional sebesar 0,00036%.

“Kedepannya, kami telah menyusun strategi terkait implementasi penggunaan GFRP, diantaranya menjalin kolaborasi dengan mitra strategis, mendorong implementasi 5G, meningkatkan kerjasama dengan pabrikan, dan memperbanyak menara-menara yang menggunakan bahan ramah lingkungan.” kata Agus Winarno.