EmitenNews.com - Varian baru Covid-19, Omicron B11529 jauh lebih ganas daripada varian delta, yang kita kenal selama ini. Seperti masyarakat dunia lainnya, Indonesia tengah mewaspadai gelombang ketiga pandemi Covid-19. Salah satunya yang paling dikhawatirkan munculnya varian baru dari Afrika Selatan, Omicron. Semua pihak harus mewaspadai masa liburan panjang natal 2021, dan tahun baru, yang biasanya menimbulkan kerumunan, dan interaksi banyak orang.


Dalam keterangannya kepada pers, seperti dikutip Senin (29/11/2021), Direktur Members at Large International Association of Medical Regulatory Authorities (IAMRA) atau Konsil Dokter Se-Dunia 2021-2024, Prof. Taruna Ikrar, mengatakan, jenis virulensi Omicron 500 kali lebih kuat dari delta. Delta kan 1000 kali lebih kuat dari original.


“Itu yang kita khawatirkan,” kata Taruna Ikrar, saat berlibur ke kampung halaman, di  Makassar, Sulawesi Selatan, yang kini menetap di Amerika Serikat.


Terkait gelombang ketiga Covid-19, menurutnya bisa saja terjadi. Karena Covid-19 ini merupakan coronavirus disease 2019, yang bermutasi sangat labil. Taruna Ikrar menyebutkan, virus Corona itu tidak ada pasangannya jadi sangat mudah berubah-ubah. Karena mudah berubah-ubah itulah maka mudah bermutasi. Hingga dewasa ini kata dia, menurut laporan resmi sudah 6000 mutasi.


“Tapi dalam 6000 mutasi itu yang menyebabkan sangat terkenal kan mulai dari yang original terus ada yang lambda, beta, delta terus yang terbaru ada b11529, atau Omicron tersebut,” katanya.


Pada satu jenis virus terkandung multipel mutasi. Ini menyebabkan vaksin yang selama ini dimiliki menghasilkan antibodi untuk melawan virus ini sulit, karena bisa mengelak. Karena antara antibodi dan antigen itu harus sama untuk bisa terbentuk antibodi. Antibodi ini tidak terjadi dengan model seperti itu.


Sejauh ini, varian baru Covid-19 ini belum terdeteksi sampai ke Indonesia. Kendati demikian, Taruna Ikrar berharap agar gelombang pertama dan kedua menjadi pembelajaran yang terjadi setelah adanya libur panjang. “Libur panjang yang akan kita masuki adalah natal dan tahun baru. Saya kira mobilitas rakyat akan tinggi. Karena mobilitas masyarakat tinggi, interaksi sangat tinggi.”


Di sisi lain, rasa percaya diri masyarakat yang sudah divaksin dan sebagainya tidak mengikuti protokol kesehatan bisa menyebabkan gelombang ketiga pandemi Covid-19. Dari segi aspek distribusi sosialisasi dan pergerakan, movementnya masyarakat itu bisa terjadi karena ada momentum yaitu natal 2021 dan tahun baru 2022. Selama ini, natal dan tahun baru tergolong  masa libur panjang. Biasa sampai 2 minggu saat orang semuanya bergerak, berlibur, dan berkumpul.


Yang perlu dikhawatirkan pada gelombang ketiga Covid-19, menurut Taruna Ikrar, karena mutasi Omicron baru dan yang kedua orang sudah tervaksin virus Corona  kembali terkena virus SARS-CoV-2 itu. Ilmuan farmasi, jantung dan syaraf ini, menekankan pentingnya vaksinasi untuk mengurangi risiko masuk rumah sakit. ***