Pangan Aman Jelang Nataru, Harga Beras di 214 Kabupaten Turun
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang juga sebagai Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di Pasar Legi, Surakarta.(Foto: Badan Pangan)
EmitenNews.com - Menjelang masa Natal dan Tahun Baru (Nataru), pemerintah memastikan kestabilan harga pangan pokok strategis, terutama beras. Sampai awal November sudah ada 214 kabupaten/kota yang mengalami penurunan harga beras. Jumlah ini terus meningkat dibandingkan terhadap awal Oktober lalu.
"Alhamdulillah harga baik dan stabil. Ada beras SPHP harganya Rp 12.000 per kilo. Lalu beras medium ada yang Rp 13.000 per kilo. Sementara Harga Eceran Tertinggi (HET) premium Rp 14.900 dan medium Rp 13.500. Artinya sudah sesuai dan bahkan di bawah HET," ungkap Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang juga sebagai Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di Pasar Legi, Surakarta, Jawa Tengah pada Kamis (13/11/2025).
"Ini baru aku sidak. Tidak ada persiapan. Harga stabil, turun, dan harga di bawah HET. Tapi kami ada membaca berita bahwasannya harga lagi naik, makanya kami turun ke lapangan. Kami langsung bersama Pak Wamen Pertanian. Ini juga dengan Dirut Bulog," sambungnya.
Dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS), sampai minggu pertama November sudah ada 214 kabupaten/kota yang mengalami penurunan harga beras. Jika dibandingkan pada minggu pertama Oktober telah terjadi peningkatan 19,5 persen karena saat awal Oktober masih berada di angka 179 kabupaten/kota yang mengalami penurunan harga beras.
Selain itu masih ada 50 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras sampai minggu pertama November 2025. Ini mulai mengalami penurunan 18 Persen dibandingkan pada minggu pertama bulan lalu yang masih terdapat 61 kabupaten/kota.
"Jadi tolong saudaraku, sahabatku, hati-hati statement di media bahwasannya harga naik, melambung tinggi. Tolong ini dijaga, ini adalah untuk rakyat kecil. Dengan segala kerendahan hati, mewakili petani. Janganlah dzolimi petani kita. Ini untuk hajat hidup orang banyak. Jangan dipolitisasi, karena kalau pangan bermasalah, negara bisa bermasalah," tutup Amran.
Terkait itu, salah satu upaya kolaboratif yang dilaksanakan pemerintah adalah berupa peningkatan pengawasan Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian Harga Beras. Sejak 20 Oktober dibentuk dan telah berjalan sampai 3 minggu, Satgas turut berandil pada penurunan harga beras secara nasional.
Bapanas mencatat tren mulai menurun dan tidak melampaui HET beras medium terjadi dalam 3 minggu sejak Satgas mulai bergerilya. Sampai 8 November, rerata harga beras medium di Zona 1 berada di Rp 13.233 per kilogram (kg), Zona 2 di Rp 13.633 per kg, dan Zona 3 di Rp 15.453 per kg. Sementara HET beras medium untuk Zona 1 Rp 13.500 per kg, Zona 2 Rp 14.000 per kg, dan Zona 3 Rp 15.500 per kg.
BPS turut mencatat adanya penurunan harga beras medium di awal November sebesar 1,12 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara untuk beras premium, BPS mencatat penurunan 1,23 persen dibandingkan Oktober 2025.
Adapun pengawasan Satgas Pengendalian Harga Beras melibatkan unsur Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Bapanas, Bulog, dan pemerintah daerah. Sampai 6 November, Satgas telah melaksanakan pengawasan total lebih dari 5.000 kegiatan dengan rerata harian mencapai lebih dari 800 titik di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota.
Di samping itu, pemerintah bersama Perum Bulog dalam mempersiapkan Nataru di Desember mendatang, akan memperkuat stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di masing-masing daerah. Ini merupakan mitigasi dalam menjaga kestabilan harga beras tatkala ada peningkatan kebutuhan konsumsi.
"Kami antisipasi untuk Nataru. Natal dan Tahun Baru. Jadi untuk stok kita dorong dua kali lipat untuk di masing-masing provinsi maupun kabupaten kota," ujar Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani saat ditemui usai mendampingi Mentan/Kepala Bapanas Andi Amran Sulaiman.
"Jadi ketersediaan stok tersebut untuk antisipasi supaya harga tidak naik pada saat Natal dan Tahun Baru. Pasti Natal dan Tahun Baru akan naik kebutuhan konsumsinya," tambahnya.(*)
Related News
IHSG Naik 0,55 Persen, Sektor Properti Melonjak!
Biaya Pemasangan Jadi Kendala Utama Perluasan Akses Listrik
Mentan Amran Mau Hilirisasi Semua Sumber Daya Pertanian
IHSG Menguat 0,76% di Sesi I, Sektor Properti Pimpin Reli Pasar
Wall Street Loyo, IHSG Cenderung Melemah
Investor Tunggu Sikap BI, IHSG Cenderung Koreksi





