Perkuat Pengaruh, HOPE Angkut 1,5 Miliar Saham Kontraktor Tambang
Seorang pekerja tengah sibuk di pabrik karoseri perseroan. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Harapan Duta Pertiwi (HOPE) menginjeksi Tambang Meranti Mulia Sejahtera (TMMS) Rp66 miliar. Itu dengan cara menyerap 1,5 miliar saham TMMS seharga Rp44 per helai. Pengambilan saham setara 30,06 persen TMMS itu dibalut nilai nominal Rp20.
Dengan penuntasan transaksi itu, timbunan saham TMMS dalam genggaman Harapan Duta Pertiwi menjadi 33,06 persen dari modal ditempatkan, dan disetor penuh TMMS. Sumber pendanaan transaksi dari pembayaran uang muka.
Tindakan itu, dilatari oleh kepentingan perseroan sebagau perusahaan bergerak bidang industri pembuatan karoseri pada kendaraan truk atau kendaraan komersial di Indonesia telah dipercaya pelanggan selama lebih dari 15 tahun. TMMS dan entitas anak bergerak bidang kontraktor tambang, dan penyewaan alat berat, perusahaan pertambangan, perdagangan komoditas, dan jasa stevedoring, dan penyedia jetty.
Perusahaan dibentuk dapat mengerjakan pekerjaan berhubungan dengan usaha pertambangan secara terintegrasi dengan konsep one stop solution. Mulai dari pengupasan, dan pemindahan lapisan penutup (overburden), penggalian, pengangkutan, persiapan infrastruktur sampai dengan reklamasi areal bekas tambang.
Di sisi lain, prospek industri karoseri Indonesia pada 2025 menunjukkan pertumbuhan moderat namun penuh tantangan, terutama di tengah kondisi ekonomi melambat. Meski beberapa pemain utama memprediksi penurunan permintaan, sektor ini tetap didorong dukungan pemerintah, inovasi teknologi, dan permintaan pasar segmen tertentu seperti bus dalam kota.
Pameran seperti GIIAS 2025 menjadi ajang penting untuk meluncurkan model baru, dan menunjukkan kolaborasi antar-pemain industri. Sementara itu, industri pertambangan salah satu Industri berkontribusi besar bagi PDB Indonesia, kekayaan alam berlimpah membuat Indonesia dengan cadangan mineral seperti nikel, emas, tembaga, dan batu bara, memegang peran penting bagi ekonomi domestik, dan pasar global.
Sebagai salah satu produsen utama mineral dunia, Indonesia berkontribusi signifikan terhadap ketersediaan mineral tambang, dan menjadi pemasok bahan baku kritis bagi industri teknologi, otomotif, dan energi global. Khususnya, permintaan internasional terhadap nikel yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik (EV) yang terus meningkat seiring transisi global menuju energi lebih bersih.
Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar dunia, dan menjadi produsen utama nikel baterai EV, dengan total sumber daya nikel berupa nikel 18,5 miliar ton, dan cadangan bijih nikel 5,3 miliar ton, merupakan lebih dari 20 persen dari total sumber daya nikel global. Indonesia memanfaatkan peluang itu, untuk menjadi produsen baterai EV berbasis nikel terbesar dengan mematok total produksi nikel 240 juta ton per tahun edisi 2024-2026.
Perseroan sebagai perusahaan bergerak bidang penyewaan alat berat, dan kontraktor pertambangan salah satunya kontraktor pertambangan nikel, dan limestone dapat diuntungkan atas kebutuhan nikel tersebut. Di mana, perseroan memiliki potensi peningkatan perolehan kontrak-kontrak kerja sama baru dari perusahaan pertambangan nikel maupun limestone. (*)
Related News
Sambut Nataru, Bank Mandiri Siapkan Uang Tunai Rp25 Triliun
Bursa Cecar Tiga Emiten Akibat UMA, Masih Ngotot ARA?
130 Tahun Melayani, BRI Hadirkan Layanan hingga Pelosok Negeri
Emiten Hapsoro (SINI) Bangkit dari Hibernasi Suspensi
Perkuat Armada, ASSA Tarik Fasilitas Rp500 Miliar
Diskon! Kaddara Serap Private Placement IMPC Rp100 Miliar





