Resmi Akuisisi Hilong 106, CBRE Jadwalkan Right Issue
Salah satu bisnis CBRE.
EmitenNews.com - PT Cakra Buana Resources Energi Tbk. (CBRE) menuntaskan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 27 Oktober 2025 dengan seluruh agenda rapat resmi disetujui pemegang saham.
RUPSLB yang diselenggarakan di Jakarta itu dihadiri pemegang saham yang mewakili 72,66 persen dari total saham dengan hak suara perseroan
Hasil RUPSLB tersebut menyetujui akuisisi kapal pipe laying & lifting vessel Hai Long 106 dari Hilong Shipping Holding Limited dengan pendanaan kas internal dan atau pinjaman pihak ketiga, penerbitan promissory note sebagai bagian mekanisme pembayaran, serta perubahan Anggaran Dasar untuk memperluas kegiatan usaha ke angkutan laut luar negeri dan layanan penunjang perairan.
Dengan masuknya Hai Long 106 sebagai aset produktif, CBRE berpotensi mencatat kenaikan total aset dan pendapatan melalui peluang kontrak offshore bernilai besar. Total aset CBRE meningkat signifikan melonjak dari Rp328 miliar menjadi sekitar Rp1,94 triliun, yang akan tercermin dalam laporan keuangan kuartal IV/2025.
Namun ekspansi agresif ini dibarengi peningkatan kewajiban, terutama dari sisi pembiayaan, yang dapat mendorong Debt to Equity Ratio (DER) berada pada level lebih tinggi. Pelaku pasar memandang right issue sebagai opsi pendanaan yang paling rasional bagi Perseroan untuk menjaga struktur modal tetap sehat.
Indikasi tersebut semakin menguat setelah pemegang saham menyetujui penerbitan promissory note (PN) sebagai bagian pendanaan akuisisi.Dengan skema ini, pemegang PN berpotensi meningkatkan kepemilikan saham tanpa harus menambah modal baru, sementara Perseroan dapat meningkatkan ekuitas tanpa menanggung lonjakan kewajiban berbunga
Kepemilikan promissory note mayoritas dipegang oleh Hilong sebesar 25 persen serta pihak terafiliasi Yafin Tandiono Tan sebesar 30 persen. Apabila memilih mengkonversi PN dan berpartisipasi signifikan dalam right issue, porsi kepemilikan mereka dapat menembus ambang batas pengendalian.
Dalam kondisi demikian, mandatory tender offer (MTO) berpotensi menjadi kewajiban sesuai aturan pasar modal. Hal ini akan memberi dampak terhadap struktur kepemilikan publik serta arah tata kelola perusahaan ke fase baru yang lebih agresif dalam ekspansi offshore.
Direktur Utama CBRE, Suminto, menegaskan bahwa right issue yang tengah dikaji Perseroan merupakan opsi terbaik dan paling strategis untuk memperkuat struktur pendanaan serta mendukung restrukturisasi modal secara berkelanjutan.
“Dengan struktur permodalan yang lebih solid, right issue akan menjadi momentum bagi peningkatan kinerja dan profitabilitas Perseroan. Pada akhirnya, hal ini akan membuka ruang yang lebih besar bagi potensi pembagian dividen di masa mendatang,” ujar Suminto.
Meski demikian, ia menekankan bahwa investor perlu menunggu pengumuman resmi yang akan disampaikan Perseroan sesuai ketentuan keterbukaan informasi.
Related News
Mitratel (MTEL) Bukukan Laba Bersih Rp1,54 T di Kuartal III-2025
GOTO Pangkas Rugi 82% di Kuartal III-2025
TBIG Umumkan Buyback Saham Rp360 Miliar Mulai Besok
Medco Energi (MEDC) Bagi Dividen Interim USD42 Juta, Ini Jadwalnya
RUPSLB DPNS Setujui Perombakan Pengurus
CBRE Dapat Restu Akuisisi Kapal Hilong Grup dan Tambah Bisnis





