EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rentan terjadi aksi profit taking dengan kecenderungan mix. Itu menilik bursa Asia pagi ini, dan Amerika Serikat (AS) bergairah. Selain itu, para pelaku pasar masih menunggu keputusan Bank Indonesia (BI) mengenai suku bunga dengan konsensus pasar naikan 0,25 bps.
Semnetara itu, bank dunia memperingatkan pengetatan moneter untuk menekan inflasi dapat memicu pelemahan ekonomi. ”Kami perkirakan Indeks bergerak pada rentang support 7.150, dan resisten 7.220,” tutur Alwin Rusli, Research Analyst Reliance Sekuritas Indonesia, Selasa (20/9).
Secara teknikal, Indeks setelah membentuk evening star dan berhasil break support diikuti indicator stochastic telah dead cross, saat ini mulai tertahan dari koreksi. Beberapa saham memiliki potensi naik untuk perdagangan hari ini antara lain KEEN, PNIN, SLIS, CTRA, PTPP, AGII, AKRA, ASII, dan SIDO.
Kemarin Indeks menguat 0,37 persen menjadi 7.195. Beberapa sektor mengalami penguatan antara lain sektor kesehatan surplus 1,22 persen, sektor konsumer cyclicals naik 0,57 persen, dan sektor infrastruktur menguat 0,31 persen. Investor asing membukukan net sell Rp40,36 miliar dengan saham-saham paling banyak dijual investor asing PTBA, MDKA, dan UNTR.
Sementara itu, mayoritas bursa AS Wall Street menghijau menjelang keputusan The Fed mengenai suku bunga. Terlebih bank dunia memperingatkan ancaman resesi global dari pengetatan kebijakan moneter untuk memerangi inflasi belum dapat dikendalikan.
Pagi ini, bursa Asia sudah mengorbit zona positif. Indeks Nikkei Jepang menguat 1,10 persen, dan Kospi menanjak 0,92 persen. Pagi ini, Jepang merilis inflasi yang mengalami kenaikan sebesar 3 persen pada Agustus, dang core inflation juga meningkat 2,8 persen. (*)
Related News
IHSG Ditutup Turun 0,55 Persen, Terseret Sektor dan Saham Ini
Bos GEMA Belum Berhenti Serok Saham, Ada Aksi Korporasi?
Pendapatan Drop 34,7 Persen, RONY Catat Laba Naik di Kuartal III
Emiten Otomotif TP Rachmat (ASLC) Pertahankan Target Pertumbuhan 2024
WTON Sebut Capai Target Kontrak Baru Hingga 81 Persen di Oktober 2024
Dian Swastatika (DSSA) Rilis Surat Utang Rp3,5T, Bunga 6,5-8,62 Persen