Sigma Energy (SICO) Lakukan Inovasi Mini Gas Compressor

para pekerja PT Sigma Energy Compressindo Tbk (SICO). DOK/ISTIMEWA
EmitenNews.com -Di tengah upaya global melawan perubahan iklim, Indonesia menghadapi tantangan besar yakni mengatasi emisi dari gas suar bakar (flare gas) di sektor minyak dan gas. Menurut data Global Gas Flaring Tracker dari World Bank, Indonesia termasuk dalam 30 negara dengan volume flare gas tertinggi per tahun 2023. Praktik ini bukan hanya berkontribusi besar terhadap emisi karbon, tetapi juga menyia-nyiakan potensi energi yang dapat dimanfaatkan kembali.
Namun, di balik tantangan ini muncul harapan. PT Sigma Energy Compressindo Tbk (SICO), perusahaan teknologi energi asal Indonesia, memperkenalkan solusi inovatif mini gas compressor yakni alat kecil dengan dampak besar yang siap merevolusi industri migas tanah air.
Teknologi ini memungkinkan pemanfaatan kembali gas yang sebelumnya dianggap limbah menjadi sumber energi bernilai. Dirancang ringkas, fleksibel, dan efisien, mini gas compressor mampu beroperasi di wilayah terpencil dan pada tekanan gas rendah — kondisi yang selama ini menjadi hambatan utama di lapangan migas.
“Keunggulan teknologi kami adalah multi-fungsi: sebagai kompresor untuk monetisasi flare gas, alat pemanfaat gas tekanan rendah di wellhead, serta booster tekanan gas di jaringan distribusi. Semua kemampuan ini dikemas dalam satu mesin yang ringkas dan efisien,” ujar Benny, Presiden Direktur SICO.
Sejak 2007, SICO telah menjadi pionir dalam proyek pemanfaatan gas suar bakar di Indonesia. Sebagai agen tunggal teknologi mini gas compressor, SICO telah mengoperasikan lebih dari 50 unit di berbagai wilayah, Indonesia. Teknologi ini tidak hanya menekan emisi karbon, tetapi juga memberi nilai tambah ekonomi bagi perusahaan migas dengan memanfaatkan gas yang sebelumnya terbuang.
Dalam upaya memperluas dampak positifnya, SICO kini bekerja sama dengan mitra dari Amerika Serikat untuk menghadirkan versi terbaru dari teknologi ini. Mesin berkapasitas lebih besar dan berbasis listrik dengan efisiensi energi tinggi. Inovasi ini dirancang untuk lokasi-lokasi dengan pasokan listrik yang memadai, seperti wilayah offshore, sehingga memungkinkan pemanfaatan gas yang lebih maksimal.
Untuk memperkenalkan teknologi baru ini, SICO akan berpartisipasi dalam acara Innovative Energy Solution Indonesia (IES) yang diselenggarakan oleh Indonesian Petroleum Association (IPA) pada 21 Mei 2025. Dalam forum ini, SICO akan mengangkat tema “Enhancing Efficiency and Productivity with Low-Carbon Compressor Technologies” yang menyoroti peran teknologi kompresor rendah karbon dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri migas, sekaligus mendukung implementasi kebijakan Zero Flaring di Indonesia.
Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan tercapainya zero flaring pada tahun 2030, sejalan dengan komitmen global untuk menurunkan emisi dan mendukung transisi energi berkelanjutan. Dengan dukungan teknologi dari SICO, Indonesia memiliki peluang besar untuk mewujudkan target zero flaring, sekaligus memperkuat posisi industri migas yang lebih ramah lingkungan dan efisien. Selain memberikan dampak ekologis, solusi ini juga membuka peluang ekonomi baru, termasuk penciptaan lapangan kerja di bidang operasi, perawatan dan pemantauan emisi berbasis teknologi. Jika diiringi dukungan kebijakan yang tepat serta insentif dari pemerintah, pemanfaatan gas buang (flare gas) memiliki potensi ekonomi hingga triliunan rupiah per tahun.
Related News

Maknai Hari Kartini, BRI Dukung Perempuan Lewat BRInita

Jawab AS, Kemenperin: Lebih Baik Cegah Barang Bajakan Masuk Pasar

Industri Dalam Negeri Siap Pasok Food Tray untuk Program MBG

IHSG Ditutup Melonjak Lagi 1,47 Persen, Cek Sektor dan Sahamnya

Saham BBTN Menggeliat, Bisa Tembus Segini!

Siapkan Lelang SBSN Selasa, Pemerintah Bidik Rp10 Triliun