EmitenNews.com - November 2025 dibuka dengan hentakan sinyal kenaikan kuat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat melewati level psikologis 8.200, sebuah capaian luar biasa yang melanjutkan momentum positif year-to-date (YtD) sebesar 15,3%.

Bagi seorang investor yang telah melewati lebih dari 5 tahun siklus akhir tahun, lonjakan ini terasa familiar. Ini bukan hanya soal laporan laba kuartal III yang bervariasi, melainkan isyarat awal dari sebuah fenomena tahunan yang ditunggu-tunggu: Window Dressing.

Sebagai analis yang berpegang teguh pada data historis dan pergerakan fundamental, saya berpendapat bahwa November, meskipun secara historis sering kali fluktuatif, tahun i menjadi gerbang utama menuju reli Desember.

Manajer investasi (MI), dana pensiun, dan institusi besar lainnya kini mulai melakukan 'perawatan etalase' portofolio mereka. Mereka tidak ingin laporan akhir tahun mereka menampilkan saham-saham 'pecundang' yang kinerjanya buruk, dan sebaliknya, mereka akan mengakumulasi saham-saham 'pemenang' yang memiliki fundamental kuat atau yang kinerjanya lagging namun berpotensi catch-up cepat. Ini adalah saat yang tepat bagi investor cerdik untuk bergerak, tetapi harus dilakukan dengan sangat selektif.

Memahami Fenomena Window Dressing: Bukan Sekadar Mitos, Tapi Strategi Manajer Investasi

Bagi investor pemula, Window Dressing mungkin terdengar seperti mitos atau sekadar perumpamaan. Namun, faktanya, ini adalah sebuah strategi yang nyata. Secara harfiah window dressing adalah upaya manajer portofolio untuk mempercantik tampilan portofolio mereka menjelang periode pelaporan (akhir kuartal atau akhir tahun). Tujuannya jelas yakni, untuk meyakinkan klien eksisting dan menarik calon investor baru bahwa mereka telah membuat keputusan investasi yang cerdas.

Prosesnya melibatkan dua aksi utama yakni, menjual saham-saham yang kinerjanya sangat buruk (untuk menghapus 'jejak kegagalan' dari laporan) dan membeli saham-saham yang telah mencatat kenaikan signifikan atau saham-saham blue chip yang populer dan stabil.

Pembelian dalam volume besar ini, terutama pada saham dengan bobot besar di indeks seperti LQ45 atau IDX30, secara otomatis mendorong harga saham-saham tersebut naik, dan pada gilirannya, mendongkrak IHSG secara keseluruhan.

Momentum ini, yang secara tradisional memuncak di Desember, sering kali sudah memberikan sinyal kuat sejak pertengahan hingga akhir November. Kenaikan IHSG di awal November 2025, yang didorong oleh sentimen global (pemangkasan suku bunga The Fed) dan penguatan big caps, memberikan landasan yang kokoh bagi MI untuk memulai fase akumulasi mereka lebih awal.

Faktor-Faktor Penguat Reli November 2025

Tahun ini, sinyal window dressing didukung oleh sejumlah faktor makro dan mikro yang tidak bisa diabaikan, menjadikannya berpotensi lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya yang sempat hambar (seperti koreksi Desember 2022).

Pertama, Kebijakan Moneter Global yang Akomodatif. Keputusan The Fed memangkas suku bunga menjadi 3,75%-4,00% telah mengurangi tekanan pada Dolar AS dan meningkatkan daya tarik pasar Emerging Markets. Ini memicu net buy asing di pasar saham domestik pada akhir Oktober, membalikkan tren net outflow besar-besaran YtD. Meskipun net sell asing masih besar, perubahan arah ini memberikan amunisi likuiditas bagi window dressing.

Kedua, Fondasi Makro Domestik yang Solid. Laporan inflasi Oktober 0,28% yang terkendali, surplus neraca perdagangan yang berkelanjutan (US$4,34 Miliar), dan pertumbuhan ekonomi Q2-2025 yang berada di atas ekspektasi (5,12%) memberikan kepercayaan diri bagi investor institusi. Stabilitas ini menghilangkan kekhawatiran resesi berlebihan dan membenarkan investasi pada aset berisiko.

Ketiga, Rebalancing Indeks MSCI dan Aksi Korporasi. Proses rebalancing indeks global seperti MSCI dan FTSE yang umumnya terjadi di akhir tahun akan memaksa sejumlah dana pasif global untuk menyesuaikan portofolio mereka. Selain itu, adanya sinyal aksi korporasi positif dari big caps, seperti rencana dividen interim dan buyback saham perbankan besar, turut memperkuat keyakinan untuk mengakumulasi saham-saham tersebut.

Strategi Memburu Saham Pemenang (The Selective Picking)

Memanfaatkan window dressing bukanlah tentang membeli semua saham yang naik. Sebaliknya, ini adalah seni selective picking yang didasarkan pada tiga kriteria utama yang selalu saya gunakan selama ini di antaranya fundamental kuat, bobot indeks besar, dan catch-up play.

Kriteria #1: Sang 'Raja' Indeks dan Saham Bobot Besar