EmitenNews.com - Polychem Indonesia (ADMG) menutup secara permanen segmen usaha polyester. Itu menyusul kerugian beruntun selama beberapa tahun terakhir. Penghentian operasi tersebut berdasar keputusan sirkuler rapat dewan komisaris pada 14 November 2025. 

Penutupan operasi itu, dilatari divisi usaha polyester mengalami kerugian beruntun beberapa tahun terakhir, dan tidak lagi berkontribusi positif terhadap kinerja keuangan. Selain itu, juga merupakan strategi jangka panjang dengan tetap memperhatikan ketentuan hukum berlaku, hak, dan kewajiban.

Kerugian segmen operasi divisi polyester terutama disebabkan tekanan harga jual akibat kelebihan pasokan global, kebijakan impor, dan kompetisi ketat dengan produk impor, fluktuasi harga bahan baku utama berdampak pada kenaikan biaya produksi, utilisasi pabrik rendah karena permintaan menurun, sehingga biaya tetap menjadi tidak efisien.

Manajemen telah melakukan berbagai upaya efisiensi, dan restrukturisasi internal. Namun, hasilnya belum mampu mengembalikan profitabilitas segmen operasi divisi polyester tersebut. Oleh karena itu, penghentian kegiatan segmen operasi polyester dipandang sebagai langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan, dan kesehatan keuangan secara keseluruhan.

Penutupan operasi divisi polyester itu, tidak berdampak negatif terhadap perseroan. Bak dari sisi kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha emiten sebagai perusahaan publik. Pasalnya, perseroan telah menyelesaikan seluruh kewajiban kepada karyawan maupun kepada pelanggan.

”Tidak terdapat dampak finansial atas penghentian permanen segmen operasi divisi polyester, sebab segmen operasi divisi polyester sudah tidak beroperasi sejak tahun 2022,” tegas Djali Halim, Wakil Presiden Direktur Polychem Indonesia. (*)