Utang LN Swasta Catat Kontraksi 1,6 Persen di November 2024
 
                                    posisi ULN swasta pada November 2024 tercatat sebesar 194,6 miliar dolar AS, atau mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,6% (yoy). Kontraksi ini lebih dalam dari kontraksi 1,4% (yoy) pada Oktober 2024.
EmitenNews.com - Sebagaimana utang luar negeri (ULN) Indonesia, posisi ULN swasta pada November 2024 tercatat sebesar 194,6 miliar dolar AS, atau mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,6% (yoy). Kontraksi ini lebih dalam dari kontraksi 1,4% (yoy) pada Oktober 2024.
Bank Indonesia (BI) menyebut perkembangan tersebut terutama didorong oleh ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang mencatat kontraksi 1,7% (yoy).
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik dan Gas; serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 79,4% dari total ULN swasta. ULN swasta juga tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,1% terhadap total ULN swasta.
Direktur Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso memastikan struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. "Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang terjaga sebesar 30,5% pada November 2024, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 84,7% dari total ULN," kata Ramdan dalam siaran persnya hari ini.
Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.(*)
Related News
 
                            Indonesia Bertransformasi dari Penerima Jadi Negara Donor
 
                            Kembali Balik Arah, Harga Emas Antam Naik Rp42.000 per Gram
 
                            ISACA Indonesia dan Grab-OVO: Tanpa Cybersecurity, Tiada Digital Trust
 
                            DPR-Pemerintah: Biaya Haji 2026 Rp87,4 Juta, Jemaah Bayar Rp54,1 Juta
 
                            Prevalensi Kurang Gizi Indonesia Turun; Jadi 21 Juta Penduduk
 
                            BPKN Pastikan AMDK Ini Tak Langgar Hak Konsumen
 
                     
                 
                 
             
                                 
                 
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
             
            




