EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street mengakhiri perdagangan pekan lalu dengan melemah. Itu setelah presiden Amerika Serikat, Donald Trump memberlakukan tarif impor untuk barang-barang asal Meksiko, Kanada, dan China. Besaran tarif impor untuk ketiga negara tersebut sebagai berikut.

Barang impor dari Meksiko, dan Kanad dikenai tarif 25 persen, dan tambahan tarif impor untuk China sebesar 10 persen. Sementara itu, data personal consumption expenditures (PCE), merupakan indikator inflasi favorit The Fed pada Desember 2024 lalu tercatat 0,3 persen mom/2,6 persen yoy naik dari sebelumnya 0,1 persen mom/2.4 persen yoy.

Meski sesuai ekspektasi, namun data tersebut menunjukkan inflasi Amerika Serikat cukup susah untuk turun menuju sasaran jangka panjang yaitu dua persen. Koreksi indeks bursa Wall Street seiring pemberlakuan tarif impor mitra dagang utama Amerika Serikat diprediksi menjadi sentimen negatif pasar. 

Sementara itu, mulai ada aksi beli investor asing, rencana buyback saham Bank BRI (BBRI), dan lonjakan harga beberapa komoditas macam emas, crude palm oil (CPO), batu bara, dan pulp berpeluang menjadi katalis positif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). Oleh sebeb itu, IHSG diprediksi bergerak bervariasi cenderung menguat.

Sepanjang perdagangan hari ini, Senin, 3 Februari 2025, IHSG akan meniti kisaran support 7.070-7.030, dan posisi resistance 7.150-7190. Menilik data dan fakta itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan investor untuk mengoleksi saham-saham berikut. 

Yaitu, antara lain Bank Syariah Indonesia alias BSI (BRIS), Goto Group (GOTO), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), XL Axiata (EXCL), Tower Bersama (TBIG), dan Rukun Raharja (RAJA). (*)