EmitenNews.com - Mayoritas indeks utama Wall Street mengawali perdagangan 2025 dengan terpuruk. Melanjutkan tren negatif penutupan perdagangan akhir 2024. Beberapa saham teknologi besar mengalami tekanan, termasuk Apple anjlok 2,6 persen. 

Sementara itu, Tesla mencatat penurunan tajam 6 persen setelah melaporkan penurunan pengiriman tahunan pada 2024. Namun, Nvidia melesat 3 persen, sedikit membantu menahan penurunan indeks teknologi lainnya. 

Pasar obligasi juga menunjukkan volatilitas dengan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) 10 tahun sempat naik hingga hampir 4,6 persen sebelum kembali terkoreksi. Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan klaim awal, dan berkelanjutan tunjangan pengangguran turun minggu lalu. 

Data tersebut mendukung narasi pasar kerja solid, dan menambah bobot kemungkinan bank sentral AS dapat membiarkan suku bunga utama tetap pada pertemuan kebijakan bulan ini. Koreksi mayoritas indeks Wall Street, dan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap USD berpotensi menjadi sentimen negatif. 

Sementara itu, kenaikan beberapa harga komoditas utama seperti minyak mentah, emas, gas alam, tembaga, pulp, dan aksi net sell cenderung mulai berkurang seiring inflow ke big banks diharap menjadi sentimen positif untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

So, sepanjang perdagangan Jumat, 3 Januari 2025, IHSG diprediksi bergerak bervariatif cenderung menguat terbatas. IHSG akan bergerak mengitari kisaran support 7.100-7.030, dan resistance 7.220-7.300. Berdasar data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menjagokan saham-saham berikut.

Yaitu, Goto Group (GOTO), Barito Pacific (BRPT), Aneka Tambang alias Antam (ANTM), Bank Central Asia (BBCA), Elnusa (ELSA), dan Rukun Raharja (RAJA). (*)