EmitenNews - Kesuksesan Sea Group yang berinvestasi besar-besaran dalam e-commerce Shopee-nya berhasil mengalahkan Lazada dari Alibaba dan saingan lainnya dalam beberapa tahun terakhir. Agresifitas Sea yang sukses beralih ke jasa pengiriman makanan, lewat ShopeeFood diduga menjadi pemicu mergernya Gojek dan Lazada.


Media terkemuka Singapura, Business Times, menyebut harga saham Sea telah naik lima kali lipat selama setahun terakhir, memberi perusahaan internet komersial yang berbasis di Singapura itu nilai pasar USD111 miliar.


Sekarang perusahaan sedang merambah ke layanan pengiriman makanan dan keuangan di Indonesia, negara dengan populasi terpadat keempat di dunia, yang menjadi ancaman baru bagi rival regional termasuk layanan antar-jemput dan pengiriman unicorn Grab dan Gojek. Yang mereka pertaruhkan adalah 400 juta lebih pengguna internet di kawasan Asia Tenggara, yang diprediksi bakal meningkat tiga kali lipat menjadi USD309 miliar pada tahun 2025.


Sumber Reuters menyebut ekspansi agresif Sea adalah salah satu pendorong diskusi merger antara Gojek dan platform e-commerce Tokopedia. Merger dua perusahaan ini menggabungkan kekuatan mereka menjadi USD18 miliar untuk menghadapi pesaingnya, Sea dan Grab.


Grab dan e-commerce lainnya, termasuk aplikasi perjalanan Traveloka dan Bukalapak, juga tengah menyiapkan diri untuk mencatatkan sahamnya dan berharap bisa mengikuti sukses Sea, sambil berusaha mempertahankan pasarnya.


Willson Cuaca, salah satu pendiri East Ventures dan pendukung awal Tokopedia mengibaratkan Sea itu seperti Thanos, sangat besar dan kuat, dan mampu mengalahkan separuh dunia, dalam hal ini separuh dari startup.


"Seperti Avengers, perusahaan perlu bersatu jika mereka ingin memastikan kelangsungan hidup mereka dan memenangkan perang," katanya kepada Reuters.


Reli saham Sea mencerminkan terbatasnya pilihan bagi investor yang mencari eksposur ke sektor internet Asia Tenggara yang sedang booming. Sejak go public tahun 2017 Sea telah mengumpulkan sekitar USD7 miliar melalui IPO maupun utang, dengan Tencent dari Cina sebagai investor awal menguasai sekitar 20% saham.


Merger Gojek-Tokopedia, yang kemungkinan akan selesai dalam beberapa minggu, akan diikuti oleh listing di Jakarta pada paruh kedua tahun 2021. Selanjutnya gabungan dua perusahaan ini akan mencatatkan sahamnya di AS yang ditargetkan pada tahun 2022.


Grab dan Traveloka, juga disebut-sebut berusaha mempercepat proses penggabungan dengan mengakuisisi perusahaan sejenis, kata sumber tersebut. Bukalapak juga merencanakan hal yang sama, setelah IPO di Jakarta tahun ini.(*)