AIS Blue Innovation Solution di Glasgow, Beri Ruang Diskusi Solusi Inovatif Ekonomi Biru

Mengambil contoh yang telah dilakukan oleh UK sendiri, ia menyampaikan bahwa penguatan kolaborasi mula – mula akan memberikan dampak besar yang berkelanjutan. Kolaborasi yang dilakukan adalah dengan melibatkan berbagai pihak yakni pemerintah, developer/pengembang, peneliti teknologi serta Offshore Hybrid Assets (OHA) yang menjadi bagian terpenting dari penggunaan energi baru dan terbarukan.
Di hari kedua acara, terdapat tiga sesi yang berfokus pada isu – isu terkait Gender dalam Keadilan Iklim, Riset dan Komunitas dalam Pembangunan Berkelanjutan, serta sesi terakhir tentang Tata Kelola Biru. Masing-masing sesi menghadirkan para pembicara seperti Dr. Tahseen Jafry sebagai Direktur untuk Pusat Keadilan Iklim Glasgow Caledonian University, Dr. Daniela Diz dari Heriot-Watt University serta Hussein Zameel dari Lincoln University.
Selain itu, ada pula Prof. Stuart Jeffrey dari Glasgow School of Arts, Dr. Elem Miranda dari University of Glasgow, Sih-Ying Hsieh dari Taichung Museum of Fine Arts, dan Dr. Lisa McDonald sebagai Peneliti di One Ocean Hub.
Peserta dari berbagai institusi tampak menghadiri pelaksanaan Blue Innovation Solutions 2023. Diharapkan bahwa kegiatan ini bisa menjadi motor penggerak bagi inisiatif – inisiatif serupa terkait implementasi ekonomi biru di negara – negara AIS lainnya. terutama terkait akselerasi pembangunan sektor biru di negara pulau dan kepulauan sesuai dengan fokus dari AIS Forum.
Related News

Sun Life Indonesia, Gen-Z Paling Rentan di Tengah Tekanan Inflasi

BRI Guyur KUR Rp69,8T ke 8,3 Juta Debitur UMKM

BTN Pacu Budaya Kerja Berkelanjutan

Pemerintah Bangun 55 Pembangkit EBT di 15 Provinsi

Investigasi Kementan: Mayoritas Beras di Pasaran Tak Sesuai Standar

Medco Nilai PLTP, Proyek EBT Potensial Dikembangkan di Jawa-Sumatera