EmitenNews.com - Ajang balap Formula E adalah panggung. Lomba balapan mobil listrik tingkat internasional itu, akan mengangkat nama DKI Jakarta di mata dunia sebagai penyelenggara. Acara yang sudah batal dua kali karena pandemi Covid-19 itu, tetap akan memberikan panggung bagi Jakarta di mata dunia. Setidaknya, warga dunia pada 140 negara akan menyaksikan siaran langsung acara olahraga bergengsi itu.

 

Dalam keterangannya melalui video yang dikutip Rabu (24/3/2021), Project Director Sportainment PT Jakarta Propertindo (Perseroda) M Maulana mengatakan, dengan adanya event internasional Formula E di Jakarta atau Jakarta ePrix 2022, Ibu Kota akan menjadi sorotan dunia. Pemirsa, para pecinta balapan mobil listrik akan menyaksikan siaran langsungnya pada tahun 2022, setelah mengalami penundaan dua kali.

 

Maulana menginformasikan, penyelenggaraannya tidaklah batal, hanya ditunda karena adanya pandemi Covid-19, menjadi tahun 2022. Ia memastikan, dana yang sudah dikeluarkan oleh Pemprov DKI untuk penyelenggaraan balap mobil listrik atau Formula E tidak hangus. “Karena Jakarta ePrix ditunda hingga tahun 2022, uang yang sudah dibayarkan akan digunakan untuk event tahun 2022 itu."

 

Commitment fee merupakan suatu yang lazim dibayarkan oleh kota yang akan menjadi tuan rumah kejuaraan internasional. Maulana mencontohkan dalam penyelenggaraan Formula 1 biaya komitmen yang perlu dibayarkan itu bisa mencapai USD40 juta atau sekitar Rp547 miliar untuk kota di luar Eropa.

 

Maulana menyebutkan, commitment fee dalam Formula E akan dikembalikan berupa pembiayaan logistik acara, biaya penginapan para pembalap dan timnya yang jumlahnya hampir 2.000 orang. "Pembuatan tribun acara, hadiah bagi para pemenang, biaya sertifikasi event ini agar sesuai standar Internasional, termasuk juga airtime televisi internasional yang menyiarkan kegiatan ini secara langsung, dan wajah Jakarta akan tampil, menjadi sorotan dunia."

 

Sebelumnya, Senin (22/3/2021), Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, Anggara Wicitra Sastroamidjojo mempertanyakan penyelenggaraan Formula E. Menurut dia, penundaan penyelenggaraan itu dapat membebani keuangan Pemprov DKI. Sebab ada ketentuan kenaikan biaya pada tahun berikutnya. "Formula E 2022 nanti commitment fee-nya tetap 20 juta poundsterling atau 24,2 juta poundsterling? Ada selisih 4,2 juta poundsterling atau sekitar Rp80 miliar, semakin lama ditunda semakin tinggi biayanya."

 

Maulana mengemukakan, dampak ekonomi dari kegiatan itu tentu ada, tetapi untung-rugi tidak lagi menjadi tujuan utama. Dari empat poin keuntungan ajang Formula E, hitungan ekonomi jadi poin terakhir. Hitung-hitungan keuntungan secara ekonomi pun sempat diragukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Karena kajian keuntungan dilakukan sebelum masa pandemi dan sudah tidak realistis lagi dengan kondisi pandemi virus corona penyebab coronavirus disease 2019 atau Covid-19, seperti sekarang ini. 

 

Karena itu, dalam Buku I Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemprov DKI Jakarta Tahun 2019 dari BPK Perwakilan DKI Jakarta, BPK dengan tegas meminta adanya kajian ulang. Kajian dampak ekonomi PT Jakpro bersama jasa konsultan M.I., sempat dilakukan pada November 2019 saat pandemi Covid-19 belum ada. PT Jakpro melaporkan hasil kajian acara itu akan menguntungkan sebanyak Rp20 miliar - Rp50 miliar dengan modal biaya Rp200 miliar-Rp310 miliar. Ada juga hasil dampak ekonomi tambahan sekitar Rp460 miliar - Rp540 miliar. 

 

Namun hasil kajian tersebut tidak memperhitungkan uang yang dikeluarkan Pemprov DKI Jakarta setiap tahun selama periode kerja sama. BPK lantas mengeluarkan rekomendasi untuk mengkaji ulang, karena sebelumnya dinilai tidak menggambarkan aktivitas pembiayaan secara menyeluruh. Selain itu, kondisi force majeure Covid-19 yang mempengaruhi dan menunda penyelenggaraan Formula E pada tahun 2020, akan turut mempengaruhi asumsi dan perhitungan dampak ekonomi yang telah disusun dalam studi kelayakan sebelumnya.