BEI Proyeksikan Pendapatan Usaha Naik Jadi Rp1,55 Triliun di 2022, Ini Faktornya
EmitenNews.com - Memperhatikan arah pengembangan pada tahun 2022 serta asumsi perkembangan penangangan pandemi COVID-19 di Indonesia, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memproyeksikan di 2022 total pendapatan usaha yang akan diperoleh BEI naik Rp158,8 miliar atau 11,4 persen menjadi Rp1,55 triliun dengan Laba sebelum Pajak menjadi Rp496,64 miliar dan setelah dikurangi Estimasi Beban Pajak sebesar Rp107,07 miliar, maka perolehan Laba Bersih BEI sebesar Rp389,56 miliar
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi, optimis target tersebut akan tercapai dengan mengasumsikan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2022 mencapai Rp13,5 triliun dengan total jumlah hari Bursa sebanyak 250 hari. Hal itu seiring dengan animo masyarakat, serta terus meningkatnya jumlah investor pasar modal Indonesia.
"Target itu sudah berdasarkan riset dan berbagai macam diskusi dengan seluruh stakeholders. Target ini tidak terlalu optimis dan juga pesimis, atau moderat saja. Sebelumnya justru menargetkan dibawah angka itu, mulai dari Rp9 trilliun, Rp11 triliun, dan terakhir itu di Rp12 triliun, dan kami optimis angka yang kami argetkan Rp13,5 triliun itu akan tercapai,"kata Inarno dalam konferensi pers usai RUPSLB, Rabu (27/10).
Lebih lanjut Inarno menegaskan, optimistis BEI dalam menargetkan nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2022, yang sebesar Rp13,5 triliun tersebut akan sejalan dengan semakin pulihnya perekonomian di Tanah Air seiring dengan melandainya dampak dari Pandemi Covid-19.
Ditambahkan,di tahun 2022, BEI selaku salah satu regulator Pasar Modal Indonesia akan berfokus kepada tema pengembangan yang telah ditetapkan, yakni “Memperluas produk dan partisipan, serta meningkatkan layanan non-cash equities”. Kegiatan tahun 2022 akan difokuskan pada perluasan produk dan layanan BEI untuk memenuhi kebutuhan pelaku di sektor jasa keuangan yang meliputi penambahan indeks acuan baru, pengayaan produk data informasi Kebursaan, enhancement pada Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) untuk mendukung pengembangan perdagangan Efek Non-Ekuitas, enhancement Taksonomi dan Sistem XBRL, pengembangan produk Derivatif dan Waran Terstruktur, enhancement Sistem e-IPO untuk mendukung proses Penawaran Umum, hingga pengembangan Papan Pemantauan Khusus sebagai bentuk perlindungan investor.
Memperhatikan arah pengembangan pada tahun 2022 serta asumsi perkembangan penangangan pandemi COVID-19 di Indonesia, BEI mengasumsikan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2022 mencapai Rp13,5 triliun dengan total jumlah hari Bursa sebanyak 250 hari. Selain itu, untuk target Pencatatan Efek Baru di tahun 2022 adalah 68 Efek yang terdiri dari pencatatan saham, obligasi korporasi baru, dan pencatatan efek lainnya meliputi Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), serta Efek Beragun Aset (EBA). Sebagai upaya untuk mencapai target Pencatatan Efek Baru tersebut, maka akan dilakukan berbagai rangkaian kegiatan kepada Perusahaan Tercatat dan Calon Perusahaan Tercatat, meliputi peningkatan kapasitas infrastruktur di area Pencatatan Perusahaan, serta melakukan sosialisasi, one-on-one meeting, dan workshop yang saat ini telah rutin dilakukan secara virtual melalui media daring.
Sementara itu, BEI juga secara berkesinambungan mendukung pengembangan serta kepatuhan Anggota Bursa dan Partisipan. Hal ini diwujudkan melalui kegiatan pelatihan, sosialisasi, pertemuan rutin, dukungan jasa informasi, serta dukungan teknis dalam pengembangan sistem dan layanan kebursaan. Kemudian, BEI juga terus menekankan komitmennya dalam melakukan pengembangan pasar sebagai upaya meningkatkan partisipasi investasi masyarakat di Pasar Modal Indonesia, sekaligus mengedepankan upaya perlindungan investor. Hal ini dilakukan melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi berkelanjutan kepada masyarakat atau calon investor serta investor secara efektif dan berkesinambungan. Selanjutnya, BEI juga senantiasa memperhatikan tren perkembangan teknologi terkini sebagai upaya dalam meningkatkan layanan kebursaan yang optimal kepada seluruh stakeholders.
Related News
OJK Awasi Ketat Pinjol KoinP2P, Ini Alasannya
Pendapatan dan Laba JSPT Kompak Menguat per September 2024
IDX Gelar Ring the Bell for Climate & Closing Ceremony
IHSG Turun Tipis di Sesi I, ISAT, TLKM, ESSA Top Losers LQ45
Hasil Survei, BI Tangkap Sinyal Penghasilan Warga Bali Tumbuh Positif
BEI Pangkas Syarat NAB Pencatatan Reksa Dana Jadi Rp1M, Ini Tujuannya