Hardjuno menegaskan, usaha rakyat ini harus dibantu lantaran banyak kendala yang mereka hadapi dalam menjalakan roda usahanya. 

 

Misalnya, sulitnya sektor UMKM ini mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) karena dianggap tidak feasible (layak) dan tidak bankable (tidak memenuhi syarat perbankan untuk mendapatkan pinjaman).

 

Padahal, tandas Hardjuno, pelaku UMKM ini menjadi tulang punggung roda perekonomian di Indonesia. “SHW Center hadir membantu pelaku usaha kecil ini di segala sektor. Ini wujud kontribusi SHW Center bagi pembangunan ekonomi nasional.”

 

Para peserta sangat antusias mendengarkan paparan Founder Yayasan SHW Center. Selama kurang lebih 3 jam diskusi berlajan dengan interaktif.

 

Amirul Wahid Ridlo Wicaksono Zain sebagai peserta kunjungan menyampaikan sangat bersyukur diterima di Yayasan yang sangat sesuai dengan harapan timnya. 

 

“Kami belajar banyak dari SHW Center, bagaimana sebuah pengembangan masyarakat secara aplikatif dapat diterapkan pada masyarakat khususnya UMKM dengan berprinsip pada nilai-nilai religius dan spiritual,” ucapnya.

 

Elfira Zidna Almaghfiro menambahkan, SHW Center membawa konsep keadilan yang berasas keseimbangan. Hal ini, kata dia, perlu ditindaklanjuti bersama sebagai suatu sinergi untuk menciptakan masyarakat yang berdikari dengan UMKM.

 

Dalam kesempatan itu, Hardjuno menyentil Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) jangan sampai gagal mengantisipasi dampak kondisi global terhadap UMKM Indonesia.

 

Kondisi global sangat tidak menguntungkan bagi usaha kecil