EmitenNews.com - Ekonomi Indonesia tahun ini bakal tumbuh di kisaran 4,5-5,3 persen. Itu sejalan pemulihan ekonomi global dengan prediksi bertengger di kisaran 4-5,5 persen. Tren peningkatan konsumsi rumah tangga masih mendominasi gerak perekonomian nasional.


Aktivitas manufaktur tetap ekspansif di kisaran 50,9 pada Februari 2021. Indeks kepercayaan konsumen terus membaik. Selain itu, permintaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terus meningkat. ”Itu merefleksikan tingkat kepercayaan publik pulih. Saat bersamaan, realisasi investasi meningkat, mencerminkan persepsi positif investor,” tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Selasa (2/3).


Perkembangan kasus Covid-19, juga semakin membaik. Angka kesembuhan meningkat 85,88 persen dan tren angka kematian turun hingga 2,71 persen. Pemerintah, melalui aneka kebijakan terus berusaha menekan laju penyebaran virus. Indikator lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), nilai tukar rupiah, dan harga komoditas positif. Tentu, neraca perdagangan mencapai USD21,74 miliar tahun 2020 atau tertinggi sejak 2011. 


Berdasar perkembangan itu, pemulihan ekonomi Indonesia sudah berada pada jalur tepat. Indonesia salah satu negara mampu menurunkan angka kematian sembari mempertahankan kinerja ekonomi relatif baik. Pemerintah, berkomitmen melanjutkan dana PC-PEN tahun ini Rp699,43 triliun. Fokus pada intervensi kesehatan, program perlindungan sosial, dukungan UMKM, dan program padat karya/prioritas lainnya.


Sementara itu, reformasi struktural dan transformasi ekonomi, pemerintah memastikan pelaksanaan UU Cipta Kerja (Ciptaker) beserta peraturan pelaksanaan sesuai standar internasional terutama pada isu-isu perlindungan lingkungan hidup dan hak para pekerja.


Kemudian menggenjot belanja kelas menengah dan atas, pemerintah memberikan insentif PPn Barang Mewah (PPnBM) Kendaraan Bermotor dan Insentif PPn untuk Perumahan. Proyek Strategis Nasional (PSN) tetap dilanjutkan di tengah Pandemi Covid-19, dengan total 201 proyek dan 10 program bernilai investasi lebih dari Rp4,817 triliun. ”Pembangunan infrastruktur akan membantu pemerataan ekonomi sekaligus meningkatkan investasi,” tegas Airlangga. 


Indonesia juga memanfaatkan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) memberi manfaat akses pasar lebih luas, akses Foreign Direct Investment (FDI), dan integrasi dalam rantai pasokan dunia. Sementara mengenai penanganan pandemi, pemerintah fokus pada kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro, Vaksinasi, 3T, dan Penegakan Protokol Kesehatan (3M).


Pemerintah mengadakan program Vaksin Gotong Royong melibatkan swasta bertanggung jawab melakukan vaksinasi karyawan. Selain itu, Lembaga Penelitian dan Perguruan Tinggi dalam negeri juga tengah mengembangkan Vaksin Merah Putih. ”Indonesia tetap berkomitmen menyeimbangkan antara penanganan kesehatan masyarakat dan pemulihan ekonomi. Keduanya menjadi prioritas,” tutupnya. (Yuni)