Kita Kehilangan Kwik Kian Gie, Ekonom dan Politikus yang Kritis

Kwik Kian Gie. Dok. Harian Terbit.
EmitenNews.com - Indonesia kehilangan tokoh berintegritas, berani, dan tak segan berseberangan dengan kekuasaan. Ekonom, dan politikus yang tetap bangga dengan nama aslinya, Kwik Kian Gie telah berpulang, Selasa (29/7/2025). Ia menutup mata dalam usia 90 tahun, setelah menderita sakit. Presiden Prabowo Subianto menyampaikan duka atas wafatnya ahli ekonomi dan politikus PDI Perjuangan itu.
Presiden menyampaikan ucapan duka melalui media sosial Instagram pribadinya. (Instagram/Prabowo). Dalam unggahannya, Prabowo mengucapkan turut berduka cita atas wafatnya Kwik Kian Gie.
Karier Kwik Kian Gie membentang dari anggota DPR, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas (2001-2004), hingga Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Oktober 1999-Agustus 2000).
Satu hal, latar belakangnya sebagai warga keturunan Tionghoa membuat karier politik dan pemerintahannya cukup unik, sampai membuatnya sendiri seperti tidak percaya.
NU Online menulis, dalam acara Haul Ke-9 Gus Dur, di samping makam Gus Dur pada 2018, Kwik menceritakan saat ditunjuk sebagai Menko Ekuin di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
"Bayangkan saja, saya ini keturunan Tionghoa yang tidak ganti nama dan istri orang Belanda, diangkat menjadi Menko Ekuin," kata Kwik Kian Gie.
Kwik Kian Gie diketahui juga merupakan fungsionaris PDI Perjuangan. Pada 1987, dia bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia, yang membawanya mewakili PDI sebagai anggota Badan Pekerja MPR.
Lalu, Kwik dipercaya menduduki jabatan Ketua DPP merangkap Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan saat Megawati Soekarnoputri menjadi Ketua Umum PDI yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan.
Sebagai bentuk pengabdiannya di dunia pendidikan Indonesia, pria kelahiran Juwana, Pati, Jawa Tengah, 11 Januari 1935 itu, sempat mendirikan sejumlah institusi pendidikan.
Di antaranya, SMA Erlangga Surabaya, Institut Manajemen Prasetiya Mulya (1982), dan Institut Bisnis Indonesia yang kini dikenal sebagai Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie.
Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno juga mengungkapkan rasa duka citanya atas kepergian Kwik Kian Gie.
"Selamat jalan Pak Kwik Kian Gie. Ekonom, pendidik, nasionalis sejati. Mentor yang tak pernah lelah memperjuangkan kebenaran. Yang berdiri tegak di tengah badai, demi kepentingan rakyat dan negeri. Indonesia berduka," tulis Sandiaga melalui akun X, Selasa (29/7/2025).
Kwik Kian Gie dikenang sebagai ahli ekonomi dan politikus Indonesia
Hingga akhir hidupnya, Kwik Kian Gie dikenang sebagai ahli ekonomi dan politikus Indonesia keturunan Tionghoa. Dia menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia selama setahun untuk tingkat persiapan.
Tahun 1956, Kwik melanjutkan studi ke Nederlandsche Economiche Hogeschool Rotterdam, kini Erasmus Universiteit Rotterdam, hingga lulus pada tahun 1963.
Di mata Ekonom, sekaligus politikus Didik J Rachbini mengenang perjalanan Kwik Kian Gie sebagai salah satu ekonom dan tokoh publik Indonesia yang memiliki perjalanan karir dan pemikiran tajam. Rektor Universitas Paramadina itu, menyebut Kwik, sosok independen, dan kritis, tidak saja di masa reformasi, tetapi sudah ditunjukkannya pada masa Orde Baru, era Presiden Soeharto.
Kwik figur intelektual yang berani menyuarakan kebenaran, bahkan jika itu berarti harus berseberangan dengan kekuasaan.
Related News

Di Istana Merdeka, Prabowo-Anwar Bahas Hambatan Dagang RI-Malaysia

Jurist Tan Mangkir Lagi, Kejagung Siapkan Langkah Hukum Lanjutan

Kompolnas, Ada Luka Lebam di Tubuh Diplomat Kemlu yang Tewas di Kosan

Suntik Modal Kopdes Merah Putih, Menkeu Pastikan Tidak Ganggu Bank

Indonesia-Malaysia Sepakati Pusat Pendidikan Untuk Anak Migran RI

PPATK Temukan 10 Juta Rekening Bansos tak Aktif, Rp2,1T Mengendap