Orang Kecil Jangan Main Saham, Karena Akan Rugi dan Judi!
Presiden Prabowo Subianto dalam acara Sidang Tanwir dan Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah saat mengatakan orang kecil bermain saham akan kalah dan yang menang adalah bandar besar dan pasar saham itu biasanya sama dengan judi. FOTO/ Tangkapan Layar Instagram Presidenrepublikindonesia
EmitenNews.com -Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto dalam acara Sidang Tanwir dan Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah di Kupang menyoroti terkait investasi di pasar saham. Adapun salah satu yang menjadi perbincangan adalah pernyataan bahwa orang kecil bermain saham akan kalah dan yang menang adalah bandar besar dan pasar saham itu biasanya sama dengan judi (4 Desember 2024).
Tentu saja pernyataan ini menarik untuk ditelisik, terutama bagi penulis yang merupakan ‘orang kecil’ dalam artian memulainya dari modal yang kecil. Apakah pernyataan di atas relevan dengan perjalanan investasi penulis atau justru bertentangan dengan pernyataan di atas? Berikut ulasannya:
Orang kecil bermain saham akan kalah
Seperti kita ketahui bersama pasar saham merupakan salah satu investasi yang memiliki risiko yang tinggi. Tentu saja kita yang memilih ‘bermain’ di pasar saham akan kalah. Di pasar saham ini bukanlah sebuah permain yang bisa dilakukan secara serampangan. Pasar saham memang dapat menjadi ‘arena berisiko tinggi’ bagi orang kecil, terutama jika tidak memiliki landasan pengetahuan yang cukup tentang pasar modal.
Berbeda halnya dengan bandar besar atau pelaku pasar yang besar seperti institusi keuangan dan hedge fund, yang sering memiliki keunggulan dalam hal akses informasi, teknologi, dan modal. Ketika harga saham dimanipulasi oleh para pelaku pasar besar, orang kecil sering menjadi korban.
Apakah penulis setuju dengan pernyataan di atas bahwa orang kecil bermain saham akan kalah? Jawabannya tergantung. Jika orang kecil ini tidak memiliki pengetahuan tentang pasar modal seperti membeli saham atas dasar ikut-ikutan, tidak bisa melakukan analisis fundamental maupun teknikal, maka saya setuju dengan pernyataan di atas. Sebaliknya, jika orang kecil ini memiliki pengetahuan yang baik tentang pasar modal, seperti bisa melakukan analisis fundamental maupun teknikal, masuk di harga wajar atau terdiskon, memilih managemen perusahaan yang jujur, maka penulis tentu saja tidak setuju dengan pernyataan di atas.
Risiko besar bagi orang kecil lebih disebabkan kurangnya literasi keuangan, bukan karena pasar saham tidak adil. Dengan edukasi yang memadai, orang kecil juga dapat berhasil di pasar saham. Bukan rahasia lagi, jika banyak investor retail sukses berasal dari kalangan kecil yang belajar investasi secara konsisten.
Selain memiliki pengetahuan yang cukup tentang literasi keuangan, seorang investor juga harus memiliki kesabaran. Kenapa? Karena dalam jangka pendek, seringkali saham bergerak fluktuatif, tapi dalam jangka panjang harga saham akan mengikuti fundamental perusahaan. Misalnya saja seorang investor membeli saham B dikarenakan fundamentalnya bagus, masuk di harga diskon, dan memiliki managemen yang jujur. Seiring berjalannya waktu harga saham jeblok, ketika dianalisa lebih lanjut ternyata fundamental perusahaan masih oke. Pendapatan dan laba bersih tumbuh secara konsisten, arus kas operasional positif, rasio utang rendah, dan prospek perusahaan masih bertumbuh.
Bagi investor yang sabar, ini dianggap sebagai kesempatan untuk membeli saham di harga yang lebih rendah lagi (terdiskon), dengan harapan mendapatkan harga rata-rata saham yang lebih murah dengan jumlah saham yang lebih banyak, sehingga ketika harga saham berbalik arah atau naik, keuntungan yang didapat lebih besar. Tapi bagi investor yang tidak sabar, kemungkinan besar tidak akan berani membeli saham kembali, malah mungkin akan menjual saham yang dimiliki, dikarenakan ketakutan harga saham jatuh lebih dalam lagi, yang membuat investor menjadi rugi di pasar saham.
Selalu ingat bahwa jika ingin MENANG di pasar saham, maka jangan hanya ‘bermain’ di pasar saham, tapi ‘berinvestasilah’ dengan memiliki pengetahuan dan kesabaran yang baik, sehingga Anda tidak mudah dikelabui oleh bandar besar.
Pasar saham itu biasanya sama dengan judi
Pasar saham tentu berbeda dengan judi, baik itu dari segi tujuan, mekanisme, dan potensi manfaat dalam jangka panjang. Saham merupakan investasi yang berbasis pada analisis, jika Anda membeli saham, maka Anda memiliki bagian kepemilikan dari perusahaan tersebut. Sedangkan judi merupakan aktivitas berbasis keuntungan dengan hasil yang tidak dapat diprediksi dan tidak ada aset nyata yang Anda miliki dalam judi. Anda hanya memasang taruhan dengan harapan hasil tertentu, dan jika kalah, uang Anda akan hilang tanpa nilai residual.
Penulis tidak setuju dengan pernyataan pasar saham sama dengan judi, karena saham melibatkan analisis data, seperti laporan keuangan, tren pasar, dan prospek perusahaan yang tentu saja ini berbeda dengan judi yang hanya mengandalkan keberuntungan tanpa dasar analisis. Selain itu, investasi saham tujuannya adalah untuk membangun kekayaaan secara bertahap dengan mengandalkan pertumbuhan perusahaan, sedangkan judi merupakan aktivitas jangka pendek dengan harapan mendapatkan keuntungan secara instan.
Pasar saham bisa menyerupai judi jika kita membeli saham tidak berdasarkan analisis, hanya mengandalkan rumor maupun kabar angin, misalnya rumor bahwa saham A bagus dan akan menghasilkan multibagger, dan tanpa analisis mendalam kita ikut-ikutan membeli saham A tersebut. Ini tentu saja menyerupai dengan spekulasi atau taruhan yang sama halnya dengan berjudi.
Related News
Ibu Cerdas dan Investasi Bijak Kunci Masa Depan Keluarga Sejahtera
Mengapa Harga Saham Sudah Murah, IHSG Masih Loyo?
PPN Naik 12 Persen, Bagaimana Efek pada Daya Beli dan Harga Barang?
BP Danantara: Implikasi Salah Kelola, Masuk Judgement Bussines Rule
Dampak Medsos dalam Mendorong Minat Masyarakat Terhadap Investasi
Perspektif Analis: Memanfaatkan Tren Investasi Global 2025