EmitenNews.com -Keputusan Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin minggu ini sontak menghebohkan pasar keuangan global. Investor saham Indonesia tentu tidak bisa mengabaikan langkah ini, karena efek domino kebijakan moneter AS selalu menjalar hingga ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

Pertanyaannya, apakah pemangkasan ini menjadi sinyal dimulainya kembali era uang murah dan potensi reli panjang bagi IHSG serta saham-saham unggulan di Tanah Air?

Sinyal dari The Fed: Mengapa Pemangkasan Suku Bunga Penting?

The Fed sudah lama menjadi barometer sentimen pasar dunia. Saat bank sentral AS memangkas suku bunga, modal global cenderung keluar dari aset safe haven seperti obligasi AS dan mengalir ke pasar negara berkembang yang menawarkan potensi imbal hasil lebih tinggi. Inilah yang membuat keputusan The Fed bukan hanya soal Amerika, tapi juga ekonomi global.

Dengan memangkas suku bunga, The Fed mengirimkan sinyal kuat bahwa mereka siap merespons pelemahan ekonomi dan risiko ketidakpastian global. Para analis memperkirakan pemangkasan ini mungkin bukan yang terakhir di tahun 2025. Jika benar, ini bisa membuka pintu bagi modal asing untuk masuk ke bursa saham Asia, termasuk Indonesia.

Dampak Langsung ke Pasar Keuangan Global

Reaksi pasar global segera terlihat. Dow Jones Industrial Average menguat di awal perdagangan, sementara Nasdaq sempat terkoreksi akibat aksi ambil untung di sektor teknologi yang sebelumnya sudah reli cukup tinggi.

Di pasar obligasi, yield US Treasury 10 tahun turun, menandakan investor mulai mencari peluang di aset berisiko.

Pasar komoditas pun ikut bergerak. Harga emas sempat naik sebagai hedge terhadap ketidakpastian, sedangkan harga minyak mentah tetap fluktuatif dipengaruhi proyeksi permintaan global.

Bagi investor saham Indonesia, tren arus modal masuk (capital inflow) dari pasar global menjadi katalis penting. Modal asing biasanya masuk pertama ke saham-saham blue chip perbankan, konsumer, dan properti karena likuiditas tinggi dan prospek fundamental yang solid.

Efek Domino ke IHSG: Menembus Level 8.000

Di Indonesia, IHSG diproyeksikan menguat ke level psikologis 8.000–8.100 jika arus modal asing benar-benar deras masuk. Pada hari ini, Jumat (19/09) pukul 09.35 WIB, IHSG menyentuh angka 8.036,5 (IDX).

Beberapa analis bahkan melihat potensi reli lebih panjang jika Bank Indonesia (BI) ikut menurunkan suku bunga acuan untuk menjaga daya saing pasar domestik.

Namun, investor juga diingatkan untuk mewaspadai aksi profit-taking setelah reli singkat. Pola ini sering terjadi setelah sentimen positif global mendorong euforia di bursa saham, tetapi kemudian diikuti koreksi teknikal jangka pendek.

Kebijakan Eksentrik Menkeu Purbaya: Game Changer bagi Likuiditas

Di tengah sentimen global, perhatian investor juga tertuju pada langkah eksentrik Menteri Keuangan Purbaya yang baru-baru ini menempatkan dana jumbo Rp200 triliun ke bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara).

Tujuannya jelas: memperkuat likuiditas perbankan agar mampu menyalurkan kredit ke sektor-sektor produktif, terutama UMKM.