EmitenNews.com - Harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk kembali ditutup menguat pada perdagangan hari ini (21/12). Saham emiten bank spesialis kredit perumahan ini naik 15 poin atau 1,09% ke level Rp1.395. 

 

Jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 24 juta lembar, dengan total nilai transaksi (turnover) sebesar Rp34 miliar. Volume dan nilai transaksi ini mengalami lonjakan dari rata rata perdagangan saham BBTN senilai Rp15 miliar - Rp20 miliar perhari.

 

Harga penutupan saham BBTN ditransaksikan setara dengan 0,68x price to book value (PBV). Nilai ini jauh lebih rendah dengan bank besar lainnya yang mencatatkan di atas 2x PBV.

 

Pergerakan harga saham BBTN mengalami peningkatan seiring berakhirnya masa perdagangan saham (cum date) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Untuk mendapatkan right, yang nantinya bisa ditukar menjadi saham pada harga pelaksanaan Rp1.200, investor harus memiliki saham BBTN paling lambat Rabu 22 Desember. 

 

Mengacu ke isi prospektus, bagi setiap pemegang 100 juta saham BTN yang namanya tercatat dalam recording date akan mendapatkan 32.525.443 HMETD. Hak untuk mengikuti rights issue tersebut akan didistribusikan kepada pemegang saham pada 27 Desember 2022 dengan nama BBTN-R.

 

Setiap 1 HMETD bisa ditukar dengan 1 saham baru BBTN dengan harga pelaksanaan Rp1.200. Masa perdagangan dan pelaksanaan HMETD dimulai pada 28 Desember 2022 dan selesai pada 5 Januari 2022.

 

“Seberapa menarik sebuah rights issue akan dilihat dari harga saham terakhir emiten menjelang cum rights. Pada konteks ini, aksi korporasi BBTN terbilang menarik karena fundamentalnya bagus sementara harganya belum mencerminkan fundamental,” kata Hans Kwee, Direktur Swarna Equator Investama. 

 

Sementara itu, Maximilianus Nico Demus, Direktur Pilarmas Investindo, menjelaskan selama harga rights issue (exercise price) berada di bawah harga sahamnya, akan menarik buat investor karena menjadi semacam kompensasi atas dukungan terhadap penerbitan saham baru. Semakin lebar selisihnya, akan semakin baik lagi.  “Apalagi kita melihat potensi kenaikan harga dan prospek bisnis BBTN cukup positif. Kalau ditanya apakah menarik? yang sangat menarik,” katanya. 

 

Menurut Maximilianus agenda penguatan modal melalui penerbitan saham baru adalah hal positif. Setelah menerima suntikan modal baru, gerak BBTN bukan hanya menjadi lebih lincah, juga semakin kompetitif. Kapasitas penyaluran kredit pun melonjak drastis. “Dan pemerintah, selaku pemegang saham pengendali, juga sudah menyatakan komitmennya untuk menyerap seluruh saham baru yang diterbitkan untuk mempertahankan porsi kepemilikan 60%,” katanya.