Komoditas Perunggasan Surplus, Badan Pangan Puji Kerja Keras Kementan

Badan Pangan memuji Kementerian Pertanian atas capaian swasembada perunggasan yang produksinya relatif melebihi kebutuhan, baik telur maupun daging ayam
EmitenNews.com - Pencapaian surplus komoditas perunggasan nasional patut diapresiasi. Produksi telur dan daging ayam yang bersumber dari dalam negeri telah mampu mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia.
Kondisi surplus produksi terhadap konsumsi tersebut penting ditindaklanjuti dengan penyerapan pada aspek hilir yang kuat. Terkait itu, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) memegang peranan guna memastikan kelancarannya.
"Swasembada perunggasan yang produksinya relatif melebihi kebutuhan, baik telur maupun daging ayam, ini sangat harus kita apresiasi. Ini kerja keras Kementerian Pertanian," ujar Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Pangan NFA I Gusti Ketut Astawa dalam pemaparannya di peluncuran 'Nusantara Livestock & Poultry Expo 2025' di Jakarta pada Kamis (8/5/2025).
"Kami di Badan Pangan Nasional menyiapkan ekosistem di pascapanen dan hilir. Ini supaya terjaga keseimbangan dan tidak berimplikasi pada depresiasi harga yang tidak wajar. Misalnya kita sedang mengupayakan ekspor telur. Mari dukung peningkatan hilirisasi secara bersama untuk ke depannya," sambungnya.
Menyadur data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi telur ayam petelur pada 2024 mencapai 6,34 juta ton ton. Sementara dalam Proyeksi Neraca Pangan NFA per 22 April, produksi telur ayam tahun 2025 diestimasikan akan naik 2,78 persen menjadi 6,52 juta ton dengan kebutuhan konsumsi totalnya 6,22 juta ton.
Untuk produksi daging ayam ras pedaging di tahun 2024 menurut data BPS tercatat berada di angka 3,83 juta ton. Sementara estimasi produksi daging ayam ras 2025 menurut Proyeksi Neraca Pangan NFA, akan mampu naik sebesar 10,95 persen menjadi 4,25 juta ton dengan total kebutuhan konsumsi di angka 3,87 juta ton.
"Selanjutnya, penting juga memastikan produksi perunggasan diserap program unggulan Bapak Presiden Prabowo, yakni Makan Bergizi Gratis (MBG). Kami sudah bergerak dalam menghubungkan sedulur-sedulur peternak bertemu dengan teman-teman di BGN (Badan Gizi Nasional)," ungkap Deputi Ketut.
"Semoga mulai besok (9/5/2025), kerja sama perdana pasokan telur dan daging ayam dari PPN (PINSAR Petelur Nasional) dan PINSAR (Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia) ke SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) Tangerang, berjalan lancar. Ini supaya manfaat MBG semakin terasa bagi seluruh peternak kita," harapnya.
Terakhir, Deputi NFA Ketut menghaturkan apresiasinya terhadap pelaksanaan Nusantara Livestock & Poultry Expo 2025 yang akan dihelat November mendatang. Ia meminta segenap insan perunggasan yang berkumpul dapat saling berkolaborasi dan mencari berbagai solusi untuk mengatasi berbagai tantangan yang ada di dalam ekosistem perunggasan nasional selama ini.
Salah satu tantangannya adalah bagaimana menjaga harga di tingkat peternak dapat lebih stabil ke depannya. Kendati begitu, jika menilik rerata indeks harga yang diterima peternak unggas selama Januari-April 2025, telah menunjukkan tren yang positif dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Berdasarkan data BPS, rerata indeks harga yang diterima peternak unggas dalam 4 bulan pertama di 2025 masih berada lebih dari 100 poin, yakni 120,82 atau naik tipis 0,81 dari tahun lalu. Rerata indeks serupa pada periode yang sama tahun 2024 sendiri tercatat berada di level 120,01.
Tantangan fluktuasi harga di tingkat peternak unggas tersebut juga dibicarakan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Agung Suganda. Menurutnya, pemerintah akan terus bahu-membahu dalam mengatasi polemik ini.
"Harga ayam di tingkat peternak (sempat) anjlok. Begitu juga harga telur. Kita terus bahu-membahu bersama. Kita dorong bersama untuk mengangkat harga ayam dan telur di tingkat peternak," ungkapnya.
"Alhamdulillah, sekarang harga sudah mulai bagus, walaupun masih belum seperti yang kita harapkan, tetapi sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Tentu ini menunjukkan prestasi kita semua," ucap Dirjen Agung.
Ditemui terpisah, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi memastikan komitmen pemerintah di bawah komando Presiden Prabowo Subianto, akan selalu menaruh perhatian yang besar kepada produsen pangan, termasuk kepada peternak unggas.
"Bapak Presiden Prabowo berulang kali menegaskan sektor pangan harus aman dan kokoh, makanya ada visi swasembada pangan. Kita sudah sufficient untuk ternak unggas selama ini. Jadi memang luar biasa," tuturnya.
"Badan Pangan Nasional punya program Bela Beli Hasil Peternak untuk mengatasi fluktuasi harga. Kita pun telah mendorong seluruh pemerintah daerah untuk melaksanakan program yang sama. Semoga beberapa waktu ke depan, harga di tingkat peternak semakin stabil," pungkas Kepala NFA Arief Prasetyo Adi.(*)
Related News

Sinyal Kuat! ANTM Bisa Tembus Indeks MSCI

Keyakinan Konsumen Terjaga; IKK April di Angka 121,7

Mendagri Pastikan Satgas Premanisme Akan Sikat Ormas Meresahkan

Gak Perlu Antre, Klaim JHT Rp15 Juta Kini Bisa via JMO!

Sambil Berunding dengan AS, RI Berupaya Diversifikasi Mitra Dagang

Ironis! Negara Maju Proteksi Industri DN, Indonesia Justru Buka-Bukaan